Bisnis.com, JAKARTA-- Asosiasi Logistik dan
Forwarder Indonesia (ALFI) mendesak pemerintah melakukan upaya perbaikan
transportasi internasional, terutama persoalan dwelling time dan distribusi
serta transportasi dalam negeri.
"Ini tentu menjadi kendala bagi
pemiliki barang karena adanya tambahan biaya selama masa penumpukkan. Dryport
sebenarnya bisa menjadi alternatif solusi," kata Ketua Umum DPP ALFI
Yukki Nugrahawan Hanafi melalui siran persnya, Selasa (8/4/2014).
Yukki melanjutkan, ide reformasi logistik
yang digagas ALFI menekankan pada pembangunan infrastruktur, harmonisasi
regulasi, kebijakan fiskal dan peningkatan SDM. Tingginya biaya logistik yang
masih berada di atas 26% terhadap GDP mendorong stakeholder logistik untuk
mencari jalan keluar permasalahan tersebut.
Pada
pembangungan infrastruktur diharapkan pemerintah dapat mengakselerasi
program-program pengembangan dan pembangunan infrastruktur bagi lancarnya
pergerakan arus barang.
Dalam
kepelabuhanan selain mengembangkan pelabuhan laut dan bandar udara yang sudah
ada, wacana pelabuhan baru juga dapat segera direalisasikan. Hal ini guna
mengantisipasi tingginya pertumbuhan industri logistik lebih dari 11 % per
tahun.
Bidang
keuangan pun dapat turut mendukung peningkatan logistik nasional, salah satunya
dalam kebijakan fiskal. Penurunan bunga pinjaman dan perpanjangan masa
pengembalian pinjaman dalam pengadaan dan peremajaan unit sarana transportasi
darat dan laut akan membantu efisiensi dan efektifitas pergerakan barang.
Lebih
lanjut dia mengatakan, peningkatan sumber daya manusia juga mutlak dilakukan
dalam menunjang kualitas layanan logistik.
"Dengan
tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
siap pakai sehingga sudah saatnya Indonesia memiliki local world class
player," ucapnya.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 09.04.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar