Bisnis.com, JAKARTA -- Peringkat Indonesia dalam
laporan survei Logistics Performance Index (LPI) 2014 naik enam tingkat ke
posisi 53, dari sebelumnya peringkat 59.
Meski demikian, laporan LPI yang telah
tersebar itu masih belum mendapat konfirmasi resmi dari Bank Dunia, sebagai
lembaga yang melakukan survei logistik tersebut sejak 2007 lalu.
Dalam laporan yang telah diunggah dari
laman resmi Bank Dunia, Indonesia mendapat peringkat 53, dengan persentase
rata-rata 66,7%.
Indonesia masih berada di kategori negara
yang memiliki pendapatan menengah-bawah, bersama sesama negara Asean, Vietnam.
Pada laporan dwi tahunan itu, Indonesia
berhasil meningkatkan skor rata-rata logistik dari 2,94 menjadi 3,08. Sementara
pada survei LPI 2010, Indonesia hanya mencatatkan skor rata-rata 2,76.
Di lain pihak, peningkatan peringkat LPI
itu masih dianggap kurang memuaskan oleh pelaku jasa logistik.
Menurut pelaku usaha, peningkatan
peringkat itu tidak bisa dijadikan ukuran perbaikan kinerja logistik nasional,
khususnya dibandingkan dengan negara-negara Asean.
Laporan tersebut menempatkan Singapura di
peringkat 5, Malaysia peringkat 25, dan Thailand peringkat 35. Indonesia hanya
berdekatan dengan Vietnam di peringkat 48.
"Kita hanya lebih baik dari Filipina,
Myanmar dan Laos. Sebenarnya cukup memalukan untuk Indonesia sebagai negara
terbesar di Asean," ujar Zaldy Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik
Indonesia (ALI).
Menurutnya, dari enam komponen yang diukur
di dalam LPI, terdapat masalah paling besar yaitu sektor pelabuhan.
"Karena komponencustom, infrastructure dan international
shipment berada di bawah rata-rata LPI Indonesia," tutur Zaldy.
Laporan berjudul Connecting to Compete
2014: Trade Logistics in the Global Economy, berdasar laman resmi Bank Dunia,
telah memeringkat 160 negara.
Mereka mengukur dari berbagai dimensi
perdagangan, termasukcustoms peformance, kualitas infrastruktur, dan
waktu pengiriman barang.
Data diperoleh dari survei terhadap 1.000
orang profesional logistik."LPI mencoba menyoroti realitas yang kompleks
dari rantai pasok," terang Jean Francois Arvis, Ekonom Senior bidang
Transportasi dan Penggagas proyek LPI.
Untuk kategori penghasilan menengah,
laporan ini menyebutkan telah terjadi perkembangan positif, seperti adanya
kemajuan pasar logistik. Umumnya negara kategori ini, mempunyai spesialisasi
fungsi, seperti transportasi, mitra pengiriman, dan pergudangan.
"Anda tidak dapat sekadar membangun
infrastruktur tanpa membangun sistem pengelolaan, sebab sangat sulit dengan
adanya banyak pihak berkepentingan," kata Arvis.
Sumber : Bisnis Indonesia, 01.04.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar