TOKYO.
Jelang akhir tahun, kabar mengejutkan datang dari Jepang. Kyodo News
melaporkan perusahaan Taiwan Hon Hai Precision Industry
atau yang lebih dikenal dengan nama Foxconn akan mengakuisisi Sharp
Corp.
Nilai
aksi korporasi tersebut ditaksir mencapai ¥ 300 miliar atau setara dengan US$
2,5 miliar. Jumlah tersebut sekitar 50% di atas nilai pasar Sharp saat
ini.
Kabar
itu langsung membuat harga saham produsen elektronik asal Jepang itu pun
melonjak 8,2%. Kemarin, harga saham Sharp dibuka di level ¥ 119 per
saham. Sementara, saham Hon Hai turun sedikit di awal perdagangan.
Mengutip
CNBC,
Hon Hai mengajukan proposal untuk merombak manajemen Sharp termasuk pengunduran
diri Presiden
Sharp, Kozo Takahashi. Selain itu, Hon Hai juga bersedia mengambil alih
utang Sharp. Per September 2015, total kewajiban Sharp mencapai ¥ 760 miliar.
Sejak
lama Hon Hai kepincut dengan Sharp. Ketua Hon Hai, Terry Gou berulang
kali mengungkap keinginan berinvestasi di perusahaan elektronik tersebut.
Pada
tahun 2012, Sharp mempertimbangkan menjual 9,9% saham kepada Hon Hai. Meski
kesepakatan itu batal, Gou mengatakan kepada media setempat bahwa ia masih
ingin meminang Sharp di tahun 2014 lalu.
Sementara
itu, Sharp sedang bekerja keras mengumpulkan dana setelah diselamatkan oleh
bank-bank lokal di bulan Mei 2015 untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir.
Persaingan dengan perusahaan China menggerus bisnis liquid cyrstal display (LCD)
Sharp.
Sharp
yang bermarkas besar di Osaka telah menderita kerugian selama empat tahun dalam
tujuh tahun terakhir. Laba Sharp dalam setahun yang berakhir Maret 2015 hanya ¥
10 miliar. Realisasi ini jauh di bawah perkiraan sebelumnya yakni ¥ 80 miliar.
Awal
bulan ini, sejumlah media Jepang memberitakan Innovation Network Corporation of
Japan (INCJ), sebuah lembaga dana pemerintah berencana membelah divisi
LCD Sharp dan menggabungkan dengan Japan Display Inc.
Sejumlah
analis melihat penggabungan tersebut berdampak negatif dalam jangka panjang.
"Mereka memiliki beberapa tumpang tindih yang harus dirampingkan,"
ujar Yasuo
Nakane, analis Senior Mizuho Securities seperti dikutip
Japan Times.
Sumber
: Kontan, 29.12.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar