Bisnis.com,
JAKARTA - PT Transjakarta akan menambah jumlah stasiun kereta api yang
akan dilayani.
Direktur
Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menuturkan, pengumpan (feeder)
Transjakarta yang saat ini berhenti di beberapa stasiun kereta api akan
diarahkan ke beberapa tempat lagi.
Dia
mengungkapkan, perusahaan akan melakukan nota kesepahaman terkait hal tersebut.
“Kami
sudah lakukan di Tebet,” kata Budi, Jakarta, Senin (18/4/2016).
Dikatakan,
perusahaan akan mengarahkan penumpang yang keluar langsung dari kereta menuju
pengumpan Transjakarta. Dengan begitu, dia menuturkan, perusahaan telah
menjalankan prinsip integrasi dengan kereta api.
Meskipun
secara prinsip integrasi antara kereta api dan transjakarta sudah dilakukan,
tarif antar kedua moda transportasi tersebut belum terintegrasi. Dia
menuturkan, dalam integrasi tersebut nantinya penumpang tidak perlu
berpindah-pindah tempat guna berganti moda transportasi.
“Itu
sudah kita siapkan semuanya,” kata Budi.
Terkait
dengan beroperasinya pengumpan Transjakarta yang berhenti di beberapa stasiun
saat ini. Dia mengklaim, jumlah penumpang
dari Stasiun Tebet sudah mencapai 10.000 per hari. Selain Stasiun Tebet,
saat ini perusahaan telah melayani tiga stasiun lainnya.
Stasiun-stasiun
tersebut, antara lain Stasiun Palmerah, Pesing, dan Cawang.
Dia menuturkan, pengumpan Transjakarta tersebut membawa penumpang dari luar
Jakarta agar bisa menjangkau beberapa daerah di
Jakarta dengan memanfaatkan armada Transjakarta.
Koridor
Untuk
sekadar diketahui, pengumpan Transjakarta yang beroperasi di Stasiun Tebet
melewati tiga koridor, yakni koridor 5, 6, dan koridor 7.
Terkait
dengan integrasi tersebut, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia
(KAI) Edi Sukmoro mengatakan, penambahan integrasi itu sedang dalam
tahap pembicaraan atau pembahasan secara menyeluruh.
Pembahasan itu, dia mengungkapkan, salah
satunya terkait dengan stasiun mana saja yang akan diintegrasikan dengan armada
Transjakarta.
“Nanti
hasilnya keluar kalau sudah selesai,” tambahnya.
Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Riset
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengungkapkan, hal
tersebut merupakan sesuatu yang sangat baik dan perlu didukung.
Dikatakan,
hal tersebut menandakan konsep integrasi sudah mulai bertahap di Jakarta. Oleh
karena itu, langkah tersebut juga perlu diikuti oleh daerah-daerah sekitarnya
seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Dengan
begitu, dia mengutarakan, penumpang angkutan umum dapat lebih efisien, baik
dari segi waktu dan tarif.
Terkait
dengan integrasi, dia menuturkan, terdapat tiga jenis yakni integrasi fisik,
pelayanan dan operasional, serta integrasi pembayaran. Integrasi fisik, dia
mengungkapkan, berupa prasarana perpindahan moda, termasuk di dalamnya sistem informasi
yang memungkinkan penumpang berpindah intra dan/atau moda transporasi lainnya
secara menyeluruh.
Kemudian
integrasi pelayanan dan operasional, yakni berupa kesesuaian jadwal kedatangan
dan keberangkatan angkutan umum yang terinformasi dengan baik. Dengan begitu,
waktu tunggu penumpang pada saat berpindah moda transportasi intra atau antar
moda dapat berkurang.
Sementara,
integrasi pembayaran, yaitu pembayaran dengan menggunakan smartcard yang
memungkinkan suatu jaringan pelayanan yang efektif dan efisien.
Saat
ini, dia mengungkapkan, yang belum terintegrasi adalah integrasi pembayaran.
“Bertahaplah.
Sabar,” kata Djoko.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 18.04.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar