KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indoneaia
(MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, dalam mewujudkan transportasi
perkotaan berkelanjutan perlu dukungan dan kerjasama dengan pemerintah daerah
(pemda).
"Pemda perlu membangun halte. Halte dapat berupa bus
stop, halte eksisting (revitalisasi) atau hasil kerjasama dengan pihak swasta.
Dapat memanfaatkan dana tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) atau memanfaatkan halte sebagai media iklan," kata
Djoko dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/12).
Djoko mengatakan, Pemda mesti dapat melakukan manajemen
ruang dan waktu untuk akses kendaraan pribadi (push strategy), yakni mendorong
meninggalkan kendaraan pribadi, seperti pembatasan ruang (kebijakan pelat
kendaraan bernomor ganjil dan genap, jalan berbayar elektronik atau road
pricing electronic/ERP) atau waktu (priortas bus di persimpangan saat jam sibuk
atau bus priority in peak hour) atau kebijakan lain yang berpihak ke angkutan
umum (pembatasan sepeda motor, tarif parkir mahal, wajib memiliki garasi
mobil).
Di samping itu, pemda juga diharapkan dapat melalkukan
survey kondisi lalu lintas sebelum, saat dan sesudah dilaksanakannya program
pembelian layanan (buy the service) untuk diperoleh data yang akurat sebagai
dasar evaluasi pemanfaatan program pembelian layanan ini.
Kemudian bersama dengan pemerintah pusat untuk sama-sama
mendukung program untuk melihat dampak ekonomi serta lingkungan yang dapat
tercipta.
"Untuk memperkuat program ini, sudah selayaknya
angkutan umum menjadi Program Strategis Nasional (PSN) non fisik," ungkap
dia.
Djoko menilai, selama ini program yang dimasukkan dalam
PSN adalah dianggap strategis berdampak besar bagi masyarakat. Padahal program
ini tidak kalah pentingnya dengan PSN yang lainnya.
Terlebih makin banyak publik yang menggunakan kendaraan
pribadi yang pasti akan berdampak tidak hanya kemacetan lalu lintas, namun
pemborosan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), polusi udara meningkat yang
berdampak pada kesehatan masyarakat. Juga secara tidak langsung berdampak pada
kinerja dan produktivitas kerja.
Sumber : Kontan, 16.12.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar