KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS)
dinilai tak
layak secara komersial. Karena internal rate of return (IRR) proyek tersebut
berada di rata-rata 7%.
Direktur
Keuangan PT Hutama Karya (Persero) Hilda Savitri mengungkapkan kendala pembangunan JTTS, yaitu
proyek tersebut secara komersil tidak feasible. "Kendala terbesar dari
proyek JTTS ini yang menjadi background kenapa Hutama Karya ditugaskan adalah
karena proyek ini tidak layak secara finansial," ungkap Hilda dalam
diskusi virtual, Sabtu (11/7).
IRR berada di rata-rata 7% karena
trafik yang ada di JTTS ini berada jauh di bawah minimum trafik secara
komersial. Hilda menyebut saat ini lalu lintas Trans Sumatra di bawah 15.000
bahkan sampai di bawah 10.000 per hari.
Selain itu, kendala pendanaan
karena kebutuhan akuisisi tanah dari total Rp 370 triliun saat ini hanya Rp 90
triliun yang tersedia. "Berarti masih ada Rp 280 triliun yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan," papar dia.
Kemudian, kendala dari pengakuan
internal perusahaan bahwa leverage atau debt equity ratio (DER) sudah cukup
tinggi 2,8 kali per akhir 2019. Padahal, dia bilang untuk komersial DER yang
diinginkan perbankan atau kreditur sebesar 2,25 kali. "Namun, DER yang
tinggi ini sebenarnya sebagian besar berasal dari utang-utang yang dijamin
pemerintah terkait dengan JTTS," tutur dia.
Kendala lainnya yakni pembebasan
lahan yang tetap menjadi permasalahan di lapangan. Namun sejauh ini ini kendala
itu sebagian besar dapat diatasi dengan koordinasi dengan berbagai pihak.
"Buktinya kami dalam 5 tahun bisa membangun 500 km tol, berarti itu
dukungan dari semua pihak yang sangat mendukung proyek ini," tambah dia.
Kendati tidak layak secara
finansial, dia bilang secara keuntungan ekonomi proyek ini sangat dibutuhkan
dan dapat menambah manfaat yang tidak dapat dihitung dalam perhitungan
financial IRA. Hilda memaparkan JTTS ini memiliki multiplier effect 2 kali
hingga 3 kali dapat meningkatkan nominal GDP daerah sebesar Rp 900 triliun-Rp
1.400 triliun.
"Proyek ini juga menciptakan
additional job sebanyak 70.000-120.000 pekerjaan dan fund saving jika JTTS
dapat selesai semua akan mempersingkat waktu tempuh sebanyak 53 jam sehingga
banyak tambahan manfaat terutama dengan penurunan biaya logistik dengan adanya
jalan tol ini," pungkas Hilda.
Sumber : Kontan, 12.07.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar