KONTAN.CO.ID
- JAKARTA. Perekonomian yang melesu di tengah pagebluk corona (covid-19) tidak
memadamkan semangat PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) untuk memacu kinerja. Emiten jasa pelayaran, keagenan, dan logistik tersebut masih memburu
kontrak-kontrak baru.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani
Maulana Mulia mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah menjajaki tender beberapa
kontrak untuk proyek pembangunan pembangkit listrik. Semisal tender berhasil
dimenangkan, SMDR nantinya akan berperan sebagai penyedia jasa pengangkutan
sejumlah barang mulai dari semen yang digunakan dalam proyek hingga
barang-barang lainnya yang diperlukan dalam penyelesaian proyek, tergantung isi
kontrak. “Untuk perusahaannya saya tidak bisa sebutkan namanya,” ujar Bani
kepada Kontan.co.id, Senin (7/9).
Bani
menambahkan bahwa SMDR selektif dalam memilih kontrak yang akan dijajaki.
Setidaknya terdapat dua kriteria yang dilihat oleh emiten ini.
Pertama, SMDR hanya membidik kontrak-kontrak
premium yang memiliki nilai tambah serta memiliki marjin yang tinggi. Kontrak-kontrak
semacam ini biasanya merupakan kontrak-kontrak yang membutuhkan penyelesaian
dengan jaminan ketepatan waktu, serta memiliki persyaratan prosedural kerja
serta membutuhkan tingkat compliance yang tinggi.
Kedua, SMDR juga hanya memilih
perusahaan-perusahaan yang dinilai memiliki kestabilan usaha, riwayat
pembayaran yang baik, serta serta arus kas yang kuat. Tujuannya
sederhana, yakni untuk memastikan agar realisasi pembayaran kontrak bisa
berjalan lancar dan tidak tersendat. “Jadi kami tidak mau sembarangan ambil
kontrak yang cuma rebutan dengan harga murah asal dapat pekerjaan, tapi belum
tentu customer-nya reliable,” tutur Bani.
Pemilihan
segmen pasar proyek dalam memburu kontrak bukannya tanpa alasan. Pasalnya,
segmen tersebut saat ini menjadi salah satu segmen pasar yang menjadi penopang
kinerja positif perusahaan saat ini. Penyelesaian proyek yang berjalan kontinyu
diduga menjadi alasan mengapa permintaan jasa pengangkutan pada segmen tersebut
terbilang stabil.
Bani
tidak merinci berapa nilai maupun lamanya periode kontrak yang tengah dijajaki.
Yang terang, dia mengatakan bahwa proyek yang dijajaki berpeluang sudah bisa
memberi kontribusi dalam pembukuan kinerja tahun ini bila berhasil didapat.
Selain
memburu kontrak, SMDR masih akan mengawal realisasi sejumlah investasi yang
sudah dicanangkan. Sedikit kilas balik, SMDR menganggarkan belanja modal alias
capital expenditure sebesar US$ 112,4 juta pada tahun ini.
Dalam
rencana awal, capex tersebut akan digunakan untuk sejumlah hal dengan rincian US$ 47 juta untuk menunjang lini usaha pelayaran, US$ 30,7 juta untuk
lini usaha pelabuhan, US$ 32,5 juta untuk lini usaha logistik, dan US$ 2,2 juta
untuk lain-lain.
Bani
mengaku belum bisa memastikan berapa dana capex yang akan terserap sampai tutup
tahun nanti. Tapi dia menjelaskan bahwa Samudera Indonesia akan terus
menggulirkan dana capex untuk membiayai investasi-investasi prioritas yang memiliki
kepastian tinggi, seperti misalnya untuk menambah kapal baru.
Sejauh
ini, SMDR telah merealisasikan penambahan satu kapal baru. Menyusul, SMDR akan
menambah dua kapal baru lagi pada separuh kedua tahun ini.
Satu
di antaranya sudah diluncurkan namun belum diserahkan kepada SMDR, sementara
satu lainnya saat ini masih dalam tahap proses penyelesaian pembuatan dan akan
diluncurkan dalam satu bulan hingga dua bulan ke depan. Begitu pula dengan
investasi untuk lini usaha pelabuhan, Bani bilang, SMDR berencana membeli
membeli peralatan pelabuhan baru untuk menunjang lini usaha tersebut.
Meski
begitu, dia juga menyebut bahwa Samudera Indonesia juga akan mengurungkan
investasi nonprioritas seperti misalnya investasi lahan tambahan dan gudang
tambahan. “Pergudangan logistik kami juga mau tambah, tapi kami lihat sampai
butuh banget baru eksekusi,” pungkas Bani.
Selanjutnya:
Samudera Indonesia (SMDR) wait and see terkait efek penurunan harga minyak ke
kinerja.
Sumber
: Kontan, 07.09.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar