KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten peritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) masih menutup sementara 13 gerainya sejak akhir Maret 2020 akibat pandemi COVID-19.
Berdasarkan keterangan resmi RALS
yang diterima Kontan, Perseroan awalnya menutup sementara 94 gerainya karena
peraturan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Adapun 13 gerai yang masih ditutup
sementara adalah gerai Pasar Baru, Bogor, Banjarmasin, Baturaja, Duri,
Payakumbuh, Kotabaru, Solo, Bekasi, Cakung, Cirebon, Yogyakarta, dan Bali. Lalu satu gerai, yakni
Kusuma Bangsa, Surabaya tutup pada Februari.
"Pembukaan kembali gerai
Ramayana yang prospektif dan di daerah non-PSBB dilakukan secara bertahap sejak
pertengahan bulan April, dan sampai dengan tanggal 30 Juni, Ramayana telah
mengoperasikan kembali 105 gerai dari total 118 gerai. Adapun pembukaan kembali
gerai tersebut dilakukan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dan
memprioritaskan keamanan pelanggan dan karyawan Ramayana," jelas manajemen
sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Kontan, Selasa
(8/9).
Pembatasan jam operasional gerai,
terutama gerai yang terletak di mall atau pusat perbelanjaan, serta menurunnya
daya beli masyarakat akibat berkurangnya pendapatan dan Pemutusan Hubungan
Kerja atau PHK, turut memberi berdampak negatif terhadap performa Perseroan
sepanjang semester pertama tahun 2020.
RALS menjabarkan, penjualan RALS
di are DKI Jakarta, Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa merosot lebih dari 50%.
Total penurunan penjualan yang terjadi secara nasional sebesar 57,0% sepanjang
semester I 2020.
Sepanjang semester I tahun 2020,
RALS mencatatkan penjualan kotor sebesar Rp2,19 triliun atau turun 58,3% dari
Rp5,26 triliun di semester pertama tahun 2019.
Pendapatan bersih ikut turun
57,8% menjadi Rp1,47 triliun. Adapun penjualan kotor di kuartal kedua tahun
2020 menyumbang penurunan terbesar sebanyak 77,5% imbas dari penutupan gerai,
pembatasan jam operasional gerai, serta menurunnya daya beli masyarakat.
"Padahal, kuartal kedua
merupakan periode yang sangat krusial bagi Ramayana, dimana terdapat musim
Lebaran yang berkontribusi sangat besar terhadap penjualan dan laba
Perseroan," sambungnya.
Penjualan di sektor laki-laki
menempati porsi tertinggi yakni 34,8%, diikuti sepatu, tas dan aksesoris
sebesar 24,2%, dan makanan minuman menyumbang porsi 18,3%. Selanjutnya sektor
perempuan, anak-anak, dan mainan menyumbang masing-masing 10,6%, 8,7%, dan
3,4%.
Total laba kotor yang diperoleh
perseroan sebesar Rp614 miliar atau mencerminkan marjin laba kotor 28,0%.
Adapun laba kotor tersebut mengalami penurunan sebesar 60,9% dari Rp1,56
triliun di periode yang sama tahun lalu, atau mencerminkan marjin laba kotor 29,8%.
Penurunan marjin laba kotor
tersebut disebabkan oleh meningkatnya kontribusi penjualan Supermarket dengan
marjin laba kotor yang lebih rendah.
Untuk menindaklanjuti penurunan
penjualan dan laba kotor, Ramayana mengambil langkah untuk melakukan kontrol
ketat dan efisiensi terhadap biaya operasional secara menyeluruh, termasuk
upaya untuk mendapatkan keringanan biaya sewa dari pihak developer.
Adapun total biaya operasional
perseroan di kuartal II 2020 turun sebesar 52,9% menjadi Rp 256 miliar, dari Rp
543 miliar di kuartal II tahun lalu. Total laba bersih yang dapat diatribusilan
kepada pemilik entitas induk turun 99% dari Rp 589,83 miliar menjadi hanya Rp
5, 36 miliar.
Walaupun mengalami pukulan keras, RALS masih membuka lagi gerai baru pada Mei di Cikupa. Total gerai RALS sebanyak 118 unit dengan total luas toko sebesar 953,68 meter persegi.
Sumber : Kontan, 08.09.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar