JAKARTA: Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) mengajak anggotanya untuk memperbesar perannya dalam memangkas biaya logistik nasionla menyonsong berlakukan kerjasama Masyarakat Ekonomi Asean.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan peran industri pelayaran nasional tersebut dapat diperbesar dengan mendorong percepatan realisasi program perluasan pembangunan ekonomi nasional.
Sektor pelayaran di tantang untuk ikut memangkas biaya logistik nasional. “Kita ditantang untuk meningkatkan daya saing logistik nasional yang sekarang merosot bahkan kini Indonesia berada pada rangking 75,” katanya hari ini.
Berdasarkan Survey Logistic Performance Index, kinerja sistem logistik nasional (sislognas) saat ini masih rendah. Indonesia berada diurutan ke-75 dari 155 negara yang disurvey pada 2010, padahal pada 2007, RI berada diurutan ke 43.
Selain itu, biaya logistik terhadap PDB (produc domestic bruto) di Indonesia juga tinggi yakni mencapai 30%, jauh dibandingkan dengan Korea Selatan (16,3%), Jepang (10,6%) bahkan Amerika Serikat (10,1).
Menurut dia, pemerintah baru saja merilis master plant percepatan dan perluasan ekonomi nasional atau MP3I dengan menetapkan enam koridor ekonomi sebagai titik sentral pembangunan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan di dalam negeri industri pelayaran nasional berperan strategis karena kemampuan mengangkut komoditas domestik cukup tinggi bahkan saat ini kegiatan logistik antarpulau sudah dilakukan seluruhnya oleh kapal nasional.
Dengan jumlah armada lebih dari 10.000 unit dan jumlah perusahaan tidak kurang dari 2.000 buah, INSA optimistis mampu meningkatkan kontribusinya dalam memangkas biaya logistik nasional di sektor laut.(api)
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan peran industri pelayaran nasional tersebut dapat diperbesar dengan mendorong percepatan realisasi program perluasan pembangunan ekonomi nasional.
Sektor pelayaran di tantang untuk ikut memangkas biaya logistik nasional. “Kita ditantang untuk meningkatkan daya saing logistik nasional yang sekarang merosot bahkan kini Indonesia berada pada rangking 75,” katanya hari ini.
Berdasarkan Survey Logistic Performance Index, kinerja sistem logistik nasional (sislognas) saat ini masih rendah. Indonesia berada diurutan ke-75 dari 155 negara yang disurvey pada 2010, padahal pada 2007, RI berada diurutan ke 43.
Selain itu, biaya logistik terhadap PDB (produc domestic bruto) di Indonesia juga tinggi yakni mencapai 30%, jauh dibandingkan dengan Korea Selatan (16,3%), Jepang (10,6%) bahkan Amerika Serikat (10,1).
Menurut dia, pemerintah baru saja merilis master plant percepatan dan perluasan ekonomi nasional atau MP3I dengan menetapkan enam koridor ekonomi sebagai titik sentral pembangunan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan di dalam negeri industri pelayaran nasional berperan strategis karena kemampuan mengangkut komoditas domestik cukup tinggi bahkan saat ini kegiatan logistik antarpulau sudah dilakukan seluruhnya oleh kapal nasional.
Dengan jumlah armada lebih dari 10.000 unit dan jumlah perusahaan tidak kurang dari 2.000 buah, INSA optimistis mampu meningkatkan kontribusinya dalam memangkas biaya logistik nasional di sektor laut.(api)
Sumber : Bisnis Indonesia, 05.10.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar