JAKARTA: Pemerintah menggandeng Airbus Military untuk menyehatkan kembali PT. Dirgantara Indonesia (DI). Upaya restrukturisasi ini memakan biaya hingga Rp 3 triliun.
"Tadi kita berbicara dengan Airbus, mereka akan mengembangkan produk yang namanya Airbus N295, ekstended version dari N235. Untuk itu tadi air bus minta support restrukturisasi bagi PT DI mereka mau kerja sama," ujar Menteri Koordinasi bidang Perekonomian Hatta Rajasa hari ini.
Selain pengembangan basis produksi komponen pesawat Airbus N295, Airbus dan PT. DI juga berencana mengembangkan pesawat berpenumpang 19 orang. "Masih dalam rangka restrukturisasi PT DI, Airbus juga akan membuat satu anak perusahaan untuk mengembangkan N295 dan 19 seater tadi," jelas Hatta.
Menurut dia, restrukturisasi PT. DI membutuhkan dana paling tidak Rp3 triliun. "Rp2 triliun dalam bentuk konversi utang lama, fresh money-nya sekitar Rp700 miliar," kata Hatta.
Direktur Utama PT. DI Budi Santoso mengungkapkan kerja sama ini merupakan kelanjutan kerja sama PT. DI dengan Airbus yang telah terjalin selama 35 tahun.
"Namun, PT. DI sudah 10 tahun ketinggalan, jadi kita dan Airbus akan kerja sama lagi untuk mengimpove PT DI. Untuk membuat kita lebih kompetitif mereka akan memberikan knowledge and technologies sharing kepada PT DI," ujar Budi.
Rencana kerja sama ini telah disusun sejak awal 2011. Bentuk konkret kerja sama ini antara lain berupa pengembangan kapasitas PT DI dalam memproduksi pesawat Airbus tipe N295.
"Airbus memberikan market Asia Pasifik untuk digarap PT. DI. Ini market yg besar untuk PT DI," jelas Budi.
Domingo Urena Raso CEO Airbus Military mengatakan kerja sama ini mengarah pada penguatan pasar domestik Indonesia dan juga pasar internasional, terutama untuk pasar Asean Pasifik termasuk produk pesawat militer dan komersial. "Kami akan berbagi pengetahuan tentang mesin untuk mengembangkan pabrik komponen Airbus yang nantinya akan diproduksi PT. DI," ujar Domingo.
Sebagai langkah awal, Airbus memesan 400 unit komponen Airbus 320, sementara kapasitas produksi PT. DI saat ini baru sekitar 30 unit. Pengembangan kapasitas produksi inilah yang menjadi salah satu upaya mempertahankan sisi kompetitif PT. DI. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 03.10.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar