oleh Cameron McWhirter dan Tom Fowler
Sekawanan lumba-lumba di wilayah yang terkena dampak
terparah tumpahan minyak Teluk Meksiko pada 2010 menderita radang paru-paru
serta gejala penyakit lainnya. Demikian hasil yang diterbitkan jurnal
Environmental Science & Technology dan didukung pemerintah federal Amerika
Serikat (AS).
Laporan tersebut mengungkapkan dugaan kuatnya hubungan
antara peristiwa tumpahan minyak yang dilakukan perusahaan BP dengan kematian
lumba-lumba, yang jumlahnya melonjak setelah peristiwa kebocoran tersebut.
“[Kematian
lumba-lumba] berkaitan dengan minyak,” ujar Lori Schwacke, penulis utama dalam
kajian sekaligus ahli penyakit hewan dari National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA) AS. “Terdapat bukti kuat di sana.”
BP, pihak yang membiayai studi tersebut, membantah bahwa
terdapat kaitan jelas antara tumpahan minyak dan penyakit lumba-lumba. NOAA
“masih belum memberikan data kepada BP yang menunjukkan bahwa buruknya tingkat
kesehatan lumba-lumba disebabkan oleh tumpahan minyak,” ujar juru bicara BP,
Jason Ryan lewat email.
Kajian tersebut dilansir pada saat bersamaan ketika juri
pengadilan federal di New Orleans mendakwa seorang insinyur BP melenyapkan
bukti tumpahan minyak pada 2010. Jaksa penuntut mengatakan bahwa Kurt Mix
menghapus ratusan pesan singkat berisi bukti bahwa perusahaan mengetahui lebih
banyak minyak tumpah daripada jumlah yang diungkap kepada masyarakat.
Mix terbukti bersalah atas pasal menghalangi hukum, tapi
bebas pada pasal kedua. Ia terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda
sebesar $250.000. Menurut pengacaranya, Mix akan mengajukan banding.
Untuk meneliti, para ilmuwan menangkap, memeriksa, dan
melepas 30 lumba-lumba hidung botol di Teluk Barataria pada 2011. Radang
paru-paru menengah hingga berat yang terhubung dengan kontaminasi minyak lazim
ditemukan pada kebanyakan lumba-lumba. Hampir separuh lumba-lumba itu
“memperlihatkan gejala memprihatinkan, dan 17% dalam keadaan parah. Mereka
kemungkinan takkan selamat,” demikian kajian. Selain itu, lumba-lumba di
wilayah itu pun kemungkinan akan kesulitan bereproduksi.
Para ilmuwan pun meneliti lumba-lumba di Teluk Sarasota,
Florida, sebagai kontrol karena kawasan tersebut tidak terkena dampak tumpahan
minyak. Tak ditemukan adanya lonjakan penyakit di daerah itu.
Menurut BP, kajian itu gagal menemukan kaitan antara
tumpahan minyak dan lumba-lumba sakit. “Gejala yang ditemukan NOAA juga dapat
ditemukan pada kematian lumba-lumba lain yang berkaitan dengan kontaminasi dan
kondisi lainnya akibat PCB, DDT, pestisida, atau keracunan ganggang,” tulis
Ryan dalam emailnya.
Pada 2010, ledakan terjadi pada menara pengeboran
Deepwater Horizon yang terletak di lepas pantai Louisiana setelah sumur minyak
milik BP bocor di kedalaman lebih dari 1500 meter di bawah permukaan laut.
Setelah 87 hari, tumpahan minyak menyebar dan mengotori lebih dari 1600 km
garis pantai. Menurut taksiran resmi, sekitar 4,2 juta barel minyak mencemari
Teluk, meskipun BP memperkirakan volume tumpahan hampir mendekati 2,45 juta
barel. Itu adalah peristiwa minyak tumpah terbesar dalam sejarah Amerika
Serikat.
Sumber : Indo WSJ, 19.12.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar