JAKARTA. PT
Pelabuhan Indonesia III meminta pemerintah pusat untuk mempercepat perizinan
pembangunan infrastruktur guna tercapainya efisiensi logistik nasional.
"Ini
saatnya pemerintah pusat turun tangan membantu percepatan perizinan, karena
untuk mencapai efisiensi logistik, pembangunan kawasan industri harus selaras
dengan fasilitas pendukungnya, misalnya akses transportasi menuju kawasan
tersebut," kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto,
Jumat (13/11).
Ia mengaku,
pihaknya saat ini sedang melakukan sejumlah pembicaraan untuk mendukung
pembangunan akses, misalnya perencanaan pembangunan simpang susun menuju akses
jalan tol dan akses rel kereta api ke Stasiun Duduk Sampean yang berada tidak
jauh dari lokasi Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa
Timur.
Sementara
untuk akses laut, Djarwo mengatakan belum lama ini menyelesaikan revitalisasi
dengan mengeruk Alur Pelayaran Barat Surabaya menjadi sedalam -13 meter LWS dan
selebar 150 meter, sehingga kapal besar dapat bersandar dan arus lalu lintas
semakin lancar.
Saat ini,
lanjut dia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menyiapkan izin
investasi langsung konstruksi yang merupakan komplemen dari layanan investasi
tiga jam untuk mendukung pengembangan kawasan industri tersebut.
Kepala BKPM Franky
Sibarani
mengatakan berbagai kemudahan tersebut akan semakin lengkap dengan dukungan
dari Direktorat Jenderal Bea Cukai yang akan membentuk Pusat Logistik Berikat (PLB)
di JIIPE.
PLB merupakan
suatu gudang logistik multifungsi yang mendapat fasilitasi pembebasan bea masuk
dan pajak impor. Ketentuan pembentukan PLB juga akan menarik investasi, yaitu
dengan diperbolehkannya pengusaha asing non pabrik menjadi supplier bahan baku
di PLN.
Lebih lanjut Dirjen
Bea Cukai Heru Pambudi menyampaikan bahwa JIIPE merupakan salah satu
kawasan industri yang akan ditetapkan menjadi PLB grain.
"Ini
dalam rangka mendekatkan bahan baku pakan ternak, bahan baku makanan dan
minuman, serta biji-bijian. Pembentukan PLB oleh Direktorat Bea Cukai menambah
aspek strategis kawasan industri JIIPE," katanya.
Sementara
itu, Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke JIIPE terus menggenjot kinerja
logistik nasional, salah satunya dengan mendorong pembangunan kawasan industri
sebagai Pusat Logistik Berikat.
Presiden
menekankan pentingnya integrasi antara pelabuhan dan kawasan industri agar
biaya logistik dapat ditekan.
"Kita
akan buat model di Jawa Timur. Begitu modelnya benar (pelabuhan terintegrasi
dengan kawasan industri), daerah lain tinggal mencontoh," kata Presiden
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia harus membangun kawasan industri dengan
memproyeksikan 50 hingga 100 tahun ke depan.
Menurut dia,
kawasan industri terpadu masa depan adalah kawasan yang terintegrasi dengan
fasilitas infrastruktur lainnya, seperti pelabuhan, pembangkit tenaga listrik,
dan fasilitas air bersih.
Kawasan
tersebut memiliki lahan sekurangnya 2.000 hektar, contoh dari Kawasan Industri
Terpadu masa depan itu adalah JIIPE yang memiliki lahan untuk kawasan industri
seluas 2.933 hektar yang terpadu dengan pelabuhan sedalam -16 meter LWS (deep
sea port) yang bisa disandari kapal-kapal berukuran besar.
"Dengan
model kawasan terpadu seperti ini, sehingga tidak ada biaya transportasi, tidak
ada biaya distribusi. Semuanya ada di kawasan terintegrasi," kata Presiden
Jokowi.
Lebih jauh
Presiden menjelaskan, jika kita ingin bersaing dengan negara-negara lain,
produk-produk negara lain, hanya dengan cara seperti inilah kita mampu
bersaing.
"Karena
kalau jaraknya jauh, kita sudah terbebani ongkos angkutnya," kata
Presiden.
Presiden juga
mengapresiasi pembangunan JIIPE yang berlangsung relatif cepat.
Salah satunya
pembuatan pulau baru seluas 80 hektar dikerjakan dalam waktu empat bulan saja.
JIIPE yang
dikembangkan dengan skema "joint venture" antara PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III dengan PT
AKR Corporindo, Tbk.
Sumber :
Kontan, 13.11.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar