KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) berhasil membukukan
pendapatan jasa sebesar US$ 490,84 juta pada tahun 2020 atau tumbuh 11,84% dari
tahun sebelumnya US$ 438,87 juta.
Berdasar laporan keuangan yang dirilis Kamis (1/4) emiten
pelayaran ini juga mencatat kenaikan biaya jasa 11,96% dari sebelumnya US$
379,26 juta menjadi US$ 424,62 juta. Dengan demikian laba kotor Samudera
Indonesia sebesar US$ 66,22 juta atau 11,10% lebih besar dari tahun 2019 yang
senilai US$ 59,60 juta.
Sementara itu, pada pos beban umum dan administrasi
terpantau stabil di US$ 41,68 juta, pada tahun sebelumnya beban umum dan
administrasi sebesar US$ 41,67 juta. SMDR juga bisa menekan biaya keuangan
39,05% dari sebelumnya mencapai US$ 67,25 juta menjadi US$ 13,71 juta pada
tahun lalu. Alhasil, Samudera Indonesia berhasil memangkas rugi menjadi US$ 3,34
juta dari sebelumnya mencapai US$ 38,36 juta.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia
mengatakan,
secara keseluruhan kinerja SMDR memang turut terdampak pandemi Covid-19.
Terlebih pada awal-awal tahun ketika China mulai lockdown lebih dulu ketimbang
negara-negara lain.
"Tapi kemudian China mulai aktif dan pulih kembali
ketika negara-negara lain justru mengalami lockdown. Kami melakukan penyesuaian
kapasitas ketika demand perdagangan global menurun," ungkapnya pada
Kontan, Kamis (1/4).
Lebih lanjut ia menerangkan, setelah China aktif kembali,
pasar kontainer global sudah melakukan penyesuaian kapasitas sehingga pasar
berbalik menjadi supply lebih sedikit dibanding permintaan yang ada.
Menurutnya, hal ini mendorong kenaikan freight dan ini berkontribusi positif
kepada pendapatan SMDR.
Dengan demikian meskipun krisis pandemi, perekonomian dan
perdagangan internasional tapi tetap memberikan kontribusi positif kepada bisnis
internasional Samudera Indonesia. Sementara itu, sambung Bani, bisnis pasar domestik
sedikit terpengaruh namun masih juga berkontribusi positif.
"Kerugian di 2020, bukan berasal dari operasional
perusahaan. Kami membukukan operating profit positif US$ 25 juta naik 37% dari
tahun 2019 sebesar US$ 18 juta. Namun di 2020 kami masih ada penurunan nilai
kapal dan kerugian penjualan aset kapal sebesar US$ 13 juta dibandingkan US$ 67
juta di 2019, ini sebenarnya yang menyebabkan bottomline kami masih negatif,"
papar Bani.
Bani menargetkan adanya pertumbuhan kinerja pada tahun ini.
Salah satu pendorongnya adalah terdapat tren kenaikan valuasi harga kapal.
Sehingga kemungkinan SMDR tidak akan mengalami penurunan nilai sebagaimana
terjadi di 2019 dan 2020.
Oleh karena itu, ia optimistis bahwa 2021 dapat membukukan
hasil yang positif dan jauh lebih baik dari tahun lalu. Sayangnya ia tidak
dapat menyebutkan target pertumbuhan kinerja 2021.
Sejauh ini, ia memaparkan segmen usaha yang memberikan
kontribusi terbesar adalah dari pelayaran peti kemas internasional dan dari
pelabuhan domestik di Indonesia. SMDR akan terus fokus meremajakan armada
menjadi lebih efisien, dengan teknologi baru yang lebih hemat bahan bakar, juga
terus mengembangkan peluang pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
Sumber : Kontan, 01.04.2021.
AJOQQ menyediakan 9 permainan yang terdiri dari :
BalasHapusPoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)
WA;+855969190856