KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. Hilang kontaknya kapal selam KRI Nanggala-402 di
perairan Bali menjadi tanda pentingnya modernisasi alat utama sistem
persenjataan (alutsista) TNI. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto.
Prabowo mengakui perlunya modernisasi alutsista
untuk memastikan kemampuan pengamanan dari TNI. Meski begitu, mahalnya harga
alutsista dinilai menjadi kendala dalam pengadaannya.
Oleh karena itu, dilakukan penyusunan peta jalan yang dapat
meningkatkan alutsista tanpa mengganggu program pembangunan kesejahteraan.
"Kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan
kesejahteraan," ujar Prabowo dalam konferensi pers melalui YouTube Puspen
TNI, Kamis (22/4).
Rencana induk terkait pengadaan alutsista itu akan disusun
hingga 25 tahun mendatang. Prabowo menyebut akan memberikan rencana induk itu
kepada Presiden Joko Widodo dalam 2 hingga 3 minggu mendatang.
Prabowo menyebut tengah merumuskan pengadaan alutsista yang
lebih tertib dan efisien. Kurangnya anggaran menjadi kendala sehingga banyak
alutsista yang belum dimodernisasi.
"Banyak alutsista kita memang, karena keterpaksaan dan
karena kita utamakan pembangunann kesejahteraan, kita belum modernisasi lebih
cepat," terang Prabowo.
Padahal, untuk memajukan pertahanan negara diperlukan
alutsista yang mutakhir dengan teknologi tinggi. Hal itu untuk memastikan
alutsista dapat bersaing dengan negara lain.
Berkaitan dengan kapal selam, Indonesia terus melakukan
pengadaan kapal selam. Sebelumnya Indonesia sudah mendatangkan 3 kapal selam
baru dari Korea Selatan.
"Kita baru saja mengadakan 3 kapal selam baru dari
Korea Selatan masih terus diadakan uji coba, dan terus rencana kita memang ada
penambahan kapal selam," jelasnya.
Probowo optimistis dalam waktu dekat akan dilalukan
modernisasi alutsista untuk tiga matra yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara,
dan Angkatan Laut. Modernisasi tersebut akan dilakukan secara komprehensif dan
efektif.
Sumber : Kontan, 22.04.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar