JAKARTA: Pelayanan
infrastruktur dasar di Indonesia saat ini kondisinya relatif tertinggal,
dibandingkan dengan beberapa negara di Asia lainnya.
"Level kualitas
infrastruktur Indonesia berada pada level ke-6 se-Asean, atau peringkat ke-57
di seluruh dunia," kata Marzan A. Iskandar, Kepala BPPT hari ini dalam
pertemuan dengan Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI).
Menurutya, rendahnya level kualitas
infrastruktur Indonesia karena desain infrastruktur yang berfokus pada
kebutuhan manusia, bukan kebutuhan angkutan barang.
"Sebagai contoh
pelabuhan, jalan, dan jembatan didesain untuk kebutuhan manusia, bukan untuk
angkutan barang," tambahnya.
Dia menceritakan ambruknya
jembatan terpanjang di Kalimantan, jembatan Kutai Kartanegara (Kukar), beberapa
waktu lalu cukup mengejutkan banyak pihak, dan banyak spekulasi yang mengikuti
peristiwa tersebut.
Spekulasi itu, ujarnya,
mulai dari buruknya perencanaan, tidak memadainya pemeliharaan, lemahnya
pengawasan proyek, tidak profesionalnya tenaga ahli di bidang konstruksi, dan
lainnya.
"Peristiwa itu telah
memberi gambaran bagaimana buruknya manajemen infrastruktur di Indonesia,"
ungkap Marzan.
Untuk mengatasi berbagai
masalah tersebut, katanya, diperlukan auditor teknologi yang melakukan audit
teknologi untuk mengidentifikasi kesesuaian pengelolaan aset teknologi, mulai
dari fase perencanaan hingga fase pengoperasiannya.
"Kelayakan suatu proyek
pembangunan infrastruktur tidak hanya ditentukan oleh opini finansial saja,
tapi juga ditentukan oleh opini aspek kelayakan teknologi," katanya. (tw)
Sumber : Bisnis Indonesia,
04.01.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar