SEMARANG: Aktivitas di
pelabuhan Tanjung Emas kembali lancar setelah sempat lumpuh sekitar 6 jam
akibat angin kencang yang menghambat proses pengangkutan dan bongkar muat
barang.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Slamet Riyadi mengatakan akibat angin kencang dan hujan deras yang melanda
Semarang, satu alat bongkar muat peti kemas (container crane) rusak berat.
Dia menambahkan kondisi
tersebut diperparah dengan meledaknya satu trafo yang memberi pasokan listrik
di daerah pelabuhan, hal itu menyebabkan aktivitas bongkar muat terhenti.
“Aktivitas bongkar muat
sempat terhenti sekitar 6 jam, karena anginnya sangat kencang, salah satu crane
rusak dan satu trafo meledak (Rabu malam) yang mengakibatkan listrik padam,”
katanya kepada Bisnis, hari ini.
Meski demikian, lanjut
Slamet aktivitas bongkar muat dan pengangkutan barang dari dan ke pelabuhan
Tanjung Emas kembali normal pada Kamis Pagi.
“Sekarang sudah kembali
normal, karena sudah diperbaiki,” ujarnya.
Dia menuturkan yang masih
menjadi kendala transportasi di kawasan tersebut yaitu banjir rob, apalagi
sejak sepekan terakhir Semarang diguyur hujan deras sehingga ketinggian air di
jalan masuk Tanjung Emas mencapai
setengah meter.
“Banjir menggenangi seluruh
badan jalan yang mengakibatkan truk yang menuju pelabuhan mengalami kesulitan
merapat ke bibir pantai,” tuturnya.
Slamet menambahkan setiap
hari, sekitar 600-700 unit truk yang melakukan aktifitas di pelabuhan tersebut,
khususnya di Jalan Ronggo Warsito dan Jalan Coaster.
Sementara itu, produksi
bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas Semarang pada kuartal I/2012 juga diprediksi bakal
turun, Manajer Operasi Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Iskandar Zulkarnain
mengatakan cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir ini telah
yang mengganggu pelayaran dan menghambat aktivitas bongkar muat.
Dia memperkirakan cuaca
buruk akan terjadi hingga Februari mendatang sehingga volume produksi bisa
turun dari rata-rata sebanyak 23.000-24.000 boks per bulan.(api)
Sumber : Bisnis Indonesia,
26.01.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar