TOKYO: Risiko penyusutan
perekonomian Jepang pada kuartal ini semakin meningkat seiring melambatnya
pertumbuhan permintaan ekspor dari Eropa hingga China, sehingga pemerintah
semakin terdesak untuk mengucurkan lebih banyak stimulus.
JPMorgan Securities Japan Co
menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang pada kuartal
III/2012 dari tumbuh 1% menjadi turun 0,3%, sedangkan BNP Paribas SA
memproyeksikan penurunan 0,9%, dari proyeksi sebelumnya 0%.
“Kami merevisi turun
proyeksi kami karena perekonomian global terlihat lebih lemah dari yang kami
antisipasi,” jelas Ryutaro Kono, Kepala ekonom BNP untuk Jepang.
Selain BNP dan JPMorgan
Securities Japan, Bank of America Merrill Lynch dan Credit Suisse Group AG juga
memproyeksikan penurunan ekonomi Jepang. Sementara itu, Mitsubishi Research
Institute memprediksi kenaikan ekonomi sebesar 0,2% pada kuartal ketiga dan
0,7% pada kuartal terakhir.
Menurut Mitsubishi Research,
rekonstruksi pasca gempa memainkan peran utama dalam peningkatan pertumbuhan
ekonomi ini. Perekonomian Negeri Sakura tumbuh 1,4% pada kuartal kedua tahun
ini.
“Ekspor melambat lebih dari
yang kami kira. Namun, Jepang kemungkinan akan mampu menghindari resesi karena
permintaan rekonstruksi terus menopang pemulihan,” ujar Akihiro Morishige,
ekonom Mitsubishi Research.
“Tanpa adanya peralihan yang lancar dari
permintaan domestik menuju permintaan eksternal, perekonomian Jepang bakal
mendapat masalah yang serius. Kemungkinan besar bukan hanya Bank Jepang, tapi
juga pemerintah yang harus melancarkan stimulus,” kata Masamichi Adachi, ekonom
senior JPMorgan Securities di Tokyo. (Bloomberg/03/arh)
Sumber : Bisnis Indonesia,
27.08.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar