NICOSIA - Pertempuran antara
oposisi dan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad di Syria terus berlangsung.
Situasi itu membuat dunia geregetan. Apalagi, rezim Assad mengerahkan
helikopter dan jet tempur untuk menyerang dan membombardir kantong-kantong
oposisi. Korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil, pun berjatuhan.
Prihatin dengan situasi
tersebut, Uni Eropa (UE) akan menyiapkan sanksi baru kepada Syria. Hal itu
ditempuh untuk menekan rezim Assad agar segera menghentikan perang saudara yang
meletus akibat revolusi sejak 18 bulan lalu. Sanksi baru tersebut diperkirakan
mulai diberlakukan bulan depan.
Menteri Luar Negeri (Menlu)
Belgia Didier Reynders, dalam pertemuan bersama para menlu UE, di Kota Nicosia,
Siprus, kemarin (9/9) menyatakan bahwa sanksi baru sudah sangat mendesak
diberlakukan bagi Syria. Pihaknya juga meminta Kepala Kebijakan Luar Negeri UE
Catherine Ashton mempersiapkan pembahasan sanksi tersebut.
"Kita perlu bertindak
lebih jauh atas sektor finansial dan kegiatan bisnis Syria," ujar Reynders
seusai pertemuan di sebuah resor mewah di Nicosia, yang berjarak sekitar 400
kilometer dari Damaskus, ibu kota Syria.
Penjatuhan sanksi tambahan
diambil karena sejumlah upaya mendesak agar Assad mundur ternyata gagal alias
tak membawa hasil. Sejumlah sanksi juga diberlakukan, termasuk embargo senjata,
larangan bepergian bagi pejabat rezim Assad, serta pembekan aset sekitar 50
perusahaan dan 150 individu dari Syria.
Ashton menegaskan kembali
bahwa Assad harus mundur dari kekuasaan. Menurut dia, prioritas utama UE saat
ini adalah mendukung penuh misi utusan PBB-Liga Arab yang baru, Lakhdar
Brahimi. Dia akan memulai mediasi untuk menghentikan perang sipil di Syria.
Dalam kesempatan itu, Ashton
pun mendesak kelompok oposisi Syria untuk membentuk front bersatu dalam rangka
melengserkan rezim Assad. Dia menilai perjuangan mereka selama ini masih
terpisah. "Sangat penting jika rakyat Syria merasa bahwa mereka, siapapun
itu, adalah bagian dari masa depan," ujarnya.
Ashton menambahkan bahwa
perhatian terhadap aspek kemanusiaan para pengungsi Syria juga menjadi
prioritas utama UE. Pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah negara tetangga
Syria dalam menyalurkan bantuan. Dia mengungkapkan bahwa sekitar 200 ribu warga
Syria saat ini tinggal di pengungsian di Turki, Lebanon, dan Jordania.
Pada Jumat lalu (7/9), UE
mengumumkan dana kemanusiaan tambahan USD 76 juta (Rp 726 miliar) untuk Syria.
(AP/RTR/cak/dwi)
Sumber : JPNN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar