BATAM: Pemerintah menargetkan pembangunan proyek rel
kereta api angkutan publik dan barang rute Bandara Hang Nadim-Pelabuhan Batu
Ampar, Batam, dapat dimulai pada tahun 2014.
Tundjung Inderawan, Dirjen Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan, mengatakan dokumen proyek senilai Rp2,4 triliun itu tengah dalam
tahap penawaran ke sejumlah investor yang berminat membangun. Ditjen
Perkeretaapian dan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) terus mempromosikan
proyek ini baik di dalam negeri maupun perjalanan promosi di luar negeri.
"Pembangunan prasarana perkeretapian di Pulau Batam
rencananya dimulai 2014, dan 2017 sudah dapat dioperasikan," ujanya usai
sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian Batam di
Batam, Rabu, (17/10/2012).
Berdasarkan studi kelayakan perkeretaapian Batam yang
disusun Dirjen Perkeretaapian, jelas Tundjung, pembangunan prasarana
perkeretaapian pada tahap awal di Batam akan menghubungkan kawasan industri
dengan Pelabuhan maupun Bandara Hang Nadim.
Nilai proyek untuk membangun prasaran tersebut hanya
termasuk pembangunan rel, sistem persinyalan dan sistem kendali.
Rencana rute yang akan dibangun yaitu, Batam Center-Batu
Aji-Tanjung Uncang sepanjang 17,7 Km dan Bandara Hang Nadim-Batu Ampar
sepanjang 19,6 Km.
"Sudah ada kajian dari Pemda, yang paling menarik
investor adalah trase Bandara ke Pelabuhan," tambahnya.
Tundjung menjelaskan sebagai tindak lanjut penandatangan
kesepakatan bersama dengan BP Batam, Ditjen Perkeretaapian kini sedang
menyelesaikan pelaksanaan feasibility study untuk menyusun penetapan trase
(Basic Design).
Selanjutnya Pemerintah akan mendorong peran stakeholder
terkait untuk berpartisipasi dalam penyusunan kelengkapan Dokumen Perencanaan
Teknis (DED) sebelum dilaksanakan tahapan konstruksi fisik.
Pada tahun 2013 direncanakan dibentuk lembaga atau badan
usaha lalu pada tahun 2014 hingga tahun 2016 akan dilaksanakan pekerjaan
konstruksi dan pengadaan lahan.
Tundjung menambahkan proyek perkeretaapian di Batam
hingga kini belum banyak mampu menarik investor untuk membiayai proyek.
Menurutnya beberapa kota lain seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan
Sulawesi beberapa langkah lebih maju dibandingkan Batam.
"Khusus Batam sampai saat ini belum ada peminat. Ini
kami masih tawarkan, kalau tidak ada yang mau, kami (Pemerintah Pusat dan
Daerah) yang akan bersinergi, untuk mempercepat pembangunan," paparnya.
Kepala BP Batam Mustofa Widjaja mengungkapkan proyek
kereta api di Batam selalu dipromosikan pihaknya setiap kesempatan agenda
promosi luar negeri.
Mempercepat penyelesaian DED, lanjut dia, akan memacu
investor agar serius menggarap proyek ini nantinya. "Setiap kami ke luar
negeri, proyek ini termasuk yang kami indikasikan bahwa kami akan bangun ini
dan kemungkinan investor bisa ikut melalui PPP. Nanti dengan ada DED, investor
bisa lebih serius lagi," sambungnya. (K17/Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia, 17.10.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar