JAKARTA—Indonesia
diperkirakan membutuhkan sedikitnya 1.000 tenaga ahli kepelabuhanan dan
logistik di tahun depan bersamaan dengan diberlakukannya Asean Logistic
Connectivity pada tahun depan.
Direktur
dan Profesor Center for Coastal and Marine Resources Studies (CCMRS) Institute
Pertanian Bogor (IPB) Tridoyo Kusumastanto mengatakan dengan adanya tambahan
tenaga ahli kepelabuhan dan logistik, diharapkan RI yang merupakan negara
Kepulauan tidak hanya menjadi penonton.
“Jika
pada satu Badan Usaha Pelabuhan (BUP) diwajibkan 1-3 tenaga ahli kepelabuhan,
saat ini ada 111 BUP ukuran sedang-besar, dan 1.000 pelabuhan kecil.
Berdasarkan aturan soal penataan pemisahan antara regulator dan operator, maka
diperlukan tambahan 500-1.000 tenaga ahli kepelabuhan pada 2013,” katanya hari
ini (19/10).
Untuk
memenuhi kebutuhan itu, paparnya, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan
(PKSPL) IPB bekerjasama dengan Manajemen dan Bisnis (MB) IPB merancang
kurikulum Magister Manajemen (MM) Kekhususan Port, Shipping and Logistics
Management.
“Program
MM ini baru diluncurkan 18 Oktober 2012 dengan dibuka melalui kuliah perdana
yang disampaikan oleh Profesor Willi Wittig dari University of Appled Science
(Maritime University) and Uwe Will, Director Internal Project, Bremenports
Jerman,” ujarnya.
Dia
mengungkap dalam perkembangan logistik saat ini RI sudah tertinggal jauh dari
beberapa negara Asean a.l. Thailand, Malaysia, Singapura. (yus)
Sumber
: Bisnis Indonesia, 19.10.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar