Dirut PT Semen Gresik Tbk (SMGR) Dwi Soetijpto mengatakan pihaknya sudah melakukan pemicaraan dengan sejumlah mitra lokal di Myanmar untuk masuk ke negara itu.
"Saat ini target kami bagaimana TLCC bisa stabil dalam 6 bulan ke depan. Semester kedua [2013] baru kami targetkan Myanmar, sehingga bisa fokus,"
ujarnya menjawab Bisnis, di Hanoi Selasa (18/12/2012) malam.
Dia mengemukakan hal itu seusai menandatangani kesepakatan pembelian 70% saham TLCC sekitar US$157 juta bersama dengan Vu Van Tien, CEO Export-Import Joint Stock Company (Geleximco) yang merupakan perusahaan induk TLCC.
Pengambilalihan saham TLCC merupakan aksi korporasi Semen Gresik di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dwi menjelaskan perusahaan sementara waktu ini akan memfokuskan TLCC, sehingga bisa memberikan nilai tambah.
"TLCC tidak boleh gagal karena target sebuah akuisisi adalah kita tidak boleh gagal, improve kinerja yang dulu, sehingga ada added value yg merupakan potensi perbaikan kinerja," paparnya.
Berkaitan dengan ekspansi ke Myanmar, Dwi menuturkan pihaknya sudah mengadakan beberapa kali pertemuan dengan mitra lokal di negara tersebut.
"Yang sudah bertemu sama kami ada beberapa. Ada yang sudah punya proyek tapi belom selesai."
Selain itu, katanya, ada juga yang baru memiliki tambang batu kapur, sehingga perusahaan harus membangun pabrik baru.
"Nah ini yang kami lihat apakah masuk ke dalam proyek yg sudah jalan, tapi teknologinya belum secure atau masuk dari awal sehingga tahu desain mana yang dipilih."
Dwi mengungkapkan Semen Gresik memiliki enjiner-enjiner yg cakap untuk membaca peluang mana yangh bisa diraih.
Dia menjelaskan saat ini pasar semen di Myanmar hanya sekitar 6 juta ton per tahun dan pabrik yang ada berskala kecil.
Dia mencontohkan salah satu pabrik yang didekati hanya memiliki kapasitas 1,25 ton per hari. (ra)
Sumber : Bisnis
indonesia, 19.12.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar