PARIS - Kepolisian Prancis berencana tak lagi menerima
laporan orang hilang jika tak berhubungan dengan aksi kriminal atau korban
bunuh diri. Anggota keluarga yang kehilangan disarankan menggunakan jalur
pencarian lewat media sosial seperti Facebook, Twitter, serta sejenisnya.
Seiring kemajuan zaman dan makin meluasnya penggunaan
Facebook dan Twitter, pencarian lewat media sosial dinilai lebih ampuh
dibanding dilakukan secara manual oleh kepolisian yang telah berlangsung ratusan
tahun, dan tentunya memakan biaya cukup besar.
Kebijakan baru pemerintah Prancis tersebut tertuang dalam
surat Departemen Dalam Negeri ditujukan pada seluruh pimpinan kepolisian di
negara tersebut. Mengutip laporan yang diperoleh situs Popsci, Jumat (24/5),
disebutkan, mereka yang terkena kebijakan adalah jenis pencarian untuk
kepentingan keluarga.
Semisal orang yang terpisah karena perang atau konflik
lain. Sejak awal abad ke-20, pemerintah Prancis memiliki jaringan data dan
informasi luas yang mampu menelusuri asal-usul warga negaranya. Awalnya,
jaringan ini dimaksudkan untuk kepentingan kependudukan, pajak, atau urusan
hukum lain.
Kini, hanya bermodal akses internet lewat komputer atau
gadget, pencarian orang hilang bisa langsung dilakukan dengan menggali
informasi ke siapapun dimanapun di seluruh dunia. Meski murah dan mudah,
kebijakan tersebut menuai banyak kritik karena dinilai hanya mencari
gampangnya.
Pertanyaan mendasar, apa server atau jaringan pengelola
media sosial memiliki data lengkap soal seseorang yang lahir sebelum zaman
serba komputer seperti sekarang. Pertanyaan lain, apakah mereka tahu silsilah
seseorang dibanding data milik pemerintah. (pra/jpnn)
Sumber : JPNN. 24.05.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar