Bisnis.com, SURABAYA - PT Lamongan Integrated Shorebase
(LIS) berencana membangun dermaga khusus kargo umum guna mengimbangi
pengembangan industri di Jawa Timur bagian utara.
Nilai investasi dermaga baru itu diprediksi Rp1,2 triliun
dan fisik bangunan ditarget mulai dikerjakan 2014. Selain menunjang industri,
proyek itu sekaligus mengatasi beban berlebih dermaga yang ada.
Direktur Umum PT LIS M. Faiz Junaidi menguraikan satu
dermaga eksisting semula digunakan untuk kapal kargo dan kapal penunjang
kegiatan pengeboran lepas pantai. Namun, tahun ini hanya kapal lepas pantai
yang terlayani.
"Tahun lalu masih ada kapal barang yang sandar,
tahun ini semua kapal penunjang pengeboran dan aktivitas lepas pantai. Jadi
kami memang sudah overload," jelasnya saat dihubungi Bisnis dari Surabaya,
Senin (11/11/2013).
Kapal penunjang aktivitas lepas pantai, sambungnya, biasa
membawa orang dan alat penunjang proyek. Bentuknya bisa besi hingga peralatan
yang diperlukan untuk aktivitas lepas pantai lainnya.
"Kami mendahulukan kapal offshore karena sudah
kontrak. Karenanya kami merencanakan membangun satu dermaga lagi untuk general
cargo yang belum terlayani," tambah pria yang juga menjabat Asisten
Ekonomi Pembangunan Pemkab Lamongan itu.
Lamongan Shorebase merupakan pelabuhan umum yang dibangun
di Jawa Timur bagian utara. Fasilitas di pelabuhan itu di antaranya dermaga
(jetty) sepanjang 250 meter dan lebar 50 meter. Kedalaman di sekitar fasilitas
itu 9 meter dari permukaan air laut.
Faiz menguraikan dermaga lama tetap untuk kapal penunjang
aktivitas lepas pantai. Setiap tahun kapal jenis ini yang sandar bisa 1.500
unit. Sedangkan untuk kapal muatan umum (general cargo) dibuatkan dermaga
sepanjang 300-500 meter.
"Itu diprediksi memerlukan Rp1,2 triliun termasuk
untuk pendalaman draft hingga 16 meter. Nanti investor dengan sistem konsesi
yang membangun. Targetnya awal tahun depan mulai dan selesai 2015,"
jelasnya.
Lamongan Shorebase saat ini dikerjasamakan dengan PT
Eastern Logistics. Faiz menilai pengembangan dermaga baru nantinya juga
mengandeng perusahaan tersebut.
Pengembangan pelabuhan di utara Jawa Timur tidak hanya di
Lamongan. Tak jauh dari daerah yang terkenal akan kulinernya itu ada Pelabuhan
Gresik dan Java Integrated Industrial And Ports Estate di Manyar, Gresik.
Pelabuhan Gresik yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia
(Pelindo) III sedang memperbesar kapasitas terminal curah cair. Sedangkan
fasilitas yang ada saat ini untuk kapal pelayaran rakyat, kargo umum dan kayu.
Sedangkan proyek di Manyar yang melibatkan Pelindo III
dan PT AKR Corporindo Tbk menggabungkan kawasan pelabuhan dan industri. Kawasan
itu dalam tahap pematangan tanah.
Faiz menilai kedua pelabuhan yang sedang dikembangkan itu
tidak akan mematikan Lamongan Shorebase. Pasalnya, kawasan industri yang
ditunjang berbeda. "Kami sebagai pelabuhan umum menunjang kawasan industri
di Lamongan yang lebih dari 5.000 hektare dan di Tuban yang sekitar 1.000
hektare," jelasnya.
Selain itu, akses jalan di Pantai Utara antara kawasan
industri dengan pelabuhan relatif tidak banyak kendala. Meski demikian
peningkatan jalan tetap perlu dilakukan bila Lamongan Shorebase yang memiliki
kawasan 140 hektare beroperasi penuh.
"Saat ini kawasan pelabuhan dan penunjangnya seperti
gudang masih menempati 60 hektare," jelasnya. "Kami berani kembangkan
karena pasti ada sinergi kawasan industri dengan pelabuhan."
Sumber : Bisnis Indonesia, 11.11.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar