Jakarta - Makam tentara Jerman di Mega Mendung, Bogor,
Jabar memberi bukti eksistensi tentara Jerman di nusantara. Dalam catatan
sejarah, nyaris tak pernah disebutkan kehadiran Jerman di Indonesia di era
perang dunia satu dan dua.
Makam itu berada di areal perkebunan teh. Dahulu, lokasi
itu merupakan milik tuan tanah asal Jerman. Sang tuan tanah ini juga
mempekerjakan orang-orang Jerman untuk posisi tertentu, sehingga di sana kerap
menjadi tempat perkumpulan orang Jerman.
Tahun berlalu, orang-orang Jerman ini menyingkir keluar
dari sana. Tentara Belanda mengejar mereka menyusul invasi Nazi Jerman ke
negeri kincir angin yang berimbas pada mereka.
Hingga kemudian pada 1980-an, ada seorang perempuan yang
pernah tinggal di perkebunan itu datang dan membuka memori lama.
"Namanya Helga, saat itu umurnya sekitar 60-an
tahun," kata warga Bogor, Nugroho Mulyo saat berbincang dengan detikcom,
Kamis (21/11/2013).
Helga sempat bercerita soal dirinya yang lahir pada 1926
di perkebunan itu. Ayahnya dahulu seorang kepala perkebunan itu. Bersama
keluarganya dia mendiami rumah besar di perkebunan.
"Orang-orang tua di perkebunan itu masih ada yang
kenal Helga," tutur Nugroho yang mengenal Helga tak sengaja di kereta
menuju Bogor.
Helga bernostalgia dengan tempat itu. Dia juga membawa
foto-foto kala tinggal di perkebunan luas dan sejuk tersebut.
"Dia juga sempat menengok pemakaman 10 tentara
Jerman di tempat itu.," urainya. Sayangnya tak banyak dikorek cerita dari
Helga soal makam itu.
Berdasarkan catatan, sejarawan Jerman, Herwig Zahorka
pernah menulis keberadaan makam dalam sejumlah artikel. Menurutnya, dulu ada
kakak beradik Jerman bernama Emil dan Theodor Hellferich membeli tanah di
Sukaresmi seluas 900 hektar dan membangun perkebunan teh. Pada tahun 1926,
mereka membangun tugu untuk mengenang teman-temannya yang gugur dalam PD I.
Selama membangun perkebunan teh, banyak orang Jerman lain
yang bergabung dengan mereka. Ada dokter, insinyur, tukang kayu, seniman dan
lain-lain. Helfferich bersaudara kembali ke Jerman pada tahun 1928 dan
perkebunan teh diurus oleh Albert Vehring.
Kemudian pada 1939, Perang Dunia II meletus. Adolf Hitler
yang didukung Partai Nazi menyatakan perang. Jepang yang menjadi sekutu Jerman
berhasil menaklukkan Belanda pada 1943. Tentara Jerman masuk lagi ke Jawa
bersama Jepang. Tentara Adolf Hitler yang ikut masuk adalah Angkatan Laut Nazi
Jerman (Kriegsmarine) dari armada kapal selam (U-Boot) U-195 dan U-196. Mereka
mengambil alih lagi kebun teh di Sukaresmi.
Seperti dicatat sejarah, Jerman dan Jepang kalah dalam
Perang Dunia II. Para tentara Jerman ini pun gugur satu persatu, dan 10 di
antaranya dimakamkan di Megamendung. Mereka adalah:
1. Letnan Friederich Steinfeld, meninggal karena disentri
dalam tawanan pasukan sekutu
2. Letnan Satu Laut Willi Schlummer, dan
3. Letnan Insinyur Wilhelm Jens, keduanya gugur di tangan
pejuang kemerdekaan Indonesia pada 1945 karena disangka tentara Belanda
4. Letnan Laut W Martens, terbunuh dalam perjalanan
kereta api Jakarta-Bogor
5. Kopral Satu Willi Petschow, meninggal karena sakit di
perkebunan teh mereka
6. Letnan Kapten Herman Tangermann meninggal karena
kecelakaan
7. Dr Heinz Haake
8. Eduard Onnen
9 & 10. Dua makam 'Unbekannt' atau tanpa nama.
Sumber : detikNews, 21.11.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar