Bisnis.com, SURABAYA - Direktur Utama PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Dwi Soetjipto optimistis pembangunan pabrik baru di Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah akan berjalan sesuai dengan rencana, kendati beberapa
waktu terakhir muncul penolakan dari sebagian warga setempat.
"Munculnya gejolak dari sebagian warga terhadap
pembangunan pabrik baru sangat wajar, seperti dulu saat kita akan memulai
pembangunan pabrik di Tuban, Jawa Timur," katanya seusai acara peringatan
Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan yang diselenggarakan Semen Indonesia di
Surabaya, Kamis malam (21/11).
Secara umum, Dwi Soetjipto menilai masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Rembang sangat mendukung rencana pembangunan pabrik semen
berkapasitas 3 juta ton per tahun tersebut, termasuk juga Pemprov Jateng.
"Kami terus sosialisasi kepada masyarakat, bertemu
bupati dan gubernur. Insya Allah tidak sampai terjadi seperti di Pati karena
bahan baku yang ada di Rembang sangat layak untuk ditambang," tambahnya.
PT Semen Indonesia pernah mendapatkan penolakan keras dari
warga saat berencana membangun pabrik baru di Kabupaten Pati sehingga proyek
tersebut hingga kini belum bisa dilanjutkan. Padahal, perseroan sudah
mengantongi berbagai persyaratan dan izin, termasuk membebaskan sebagian lahan
untuk pabrik.
Pabrik semen di Rembang merupakan salah satu dari dua
proyek pembangunan pabrik baru yang sedang dikerjakan Semen Indonesia, selain
di Padang, Sumatra Barat, yang juga berkapasitas 3 juta ton per tahun.
"Kedua pabrik itu diharapkan selesai pembangunannya
pada tahun 2016. Ekspansi ini untuk mengantisipasi naiknya kebutuhan semen
dalam negeri dalam beberapa tahun ke depan sekaligus menjaga posisi sebagai
'market leader' semen nasional," tambah Dwi Soetjipto.
Hingga saat ini, Semen Indonesia yang merupakan
"holding" dari PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan
Thang Long Cement Vietnam, masih menjadi pemimpin pasar dengan penguasaan
sekitar 45% penjualan semen dalam negeri.
"Tahun 2013 ini, total penjualan semen secara
nasional sekitar 59 juta ton dan Semen Indonesia ditargetkan bisa menjual 27
juta ton. Jumlah itu belum termasuk penjualan semen di Vietnam melalui Thang
Long sekitar 2.000.000 ton sehingga total penjualan seluruh grup mencapai 29
juta ton," papar Dwi Soetjipto.
Menurutnya, pencapaian penjualan Semen Indonesia di pasar
domestik pada tahun ini mengalami kenaikan sekitar 15% dibandingkan dengan 2012, bahkan lebih tinggi dibandingkan
dengan penjualan semen secara nasional
yang hanya tumbuh lebih kurang 5%.
"Untuk tahun depan, saya perkirakan pertumbuhan
semen secara nasional tidak jauh beda dengan sekarang, tetapi Semen Indonesia
menargetkan angka pertumbuhan sekitar 8%-10%," kata Dwi Soetjipto.
Sumber : Bisnis Indonesia, 22.11.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar