TEMPO.CO, Singapura - Perusahaan pelatihan penerbangan
Singapura yang menaungi pesawat C90Gti mengaku sudah memiliki izin terbang.
Bahkan, mereka sudah terbiasa melintasi wilayah udara Indonesia selama beberapa
tahun belakangan. (Baca: Paskhas TNI AU Kepung Pesawat Latih Singapura)
“Kami telah mengajukan rencana penerbangan sesuai dengan
peraturan wilayah udara melalui Otoritas Penerbangan Sipil Singapura dan telah
beroperasi di rute ini selama beberapa tahun tanpa pemberitahuan terlebih dulu
(ke pihak Indonesia) sehingga tidak perlu ada masalah,” ujar juru bicara
perusahaan Singapore Technologies Aerospace (ST) kepada Channel News Asia,
Rabu, 29 Oktober 2014.
Pesawat latih dengan nomor kode VHPFK yang dioperasikan
oleh anak perusahaan ST, Pasific Flight Services, dipaksa mendarat di Pangkalan
Militer Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan, Selasa, 28 Oktober 2014 sekitar
pukul 11.00 WIB.
Saat ini pesawat yang terbang dari Bandara Seletar di
Sarawak tersebut masih berada di hanggar Bandara Supadio. Tiga orang yang
berada di dalam kapal, terdiri atas satu pelatih Singapura dan dua siswa
penerbang asal Cina, masih diperiksa.
Pihak berwenang Singapura telah meminta izin ke Indonesia
agar ketiganya diperbolehkan kembali ke Singapura. Juru bicara ST mengatakan
pihaknya masih menunggu izin keluar. Diharapkan ketiga orang ini bisa berangkat
dari Pontianak pada Rabu, 29 Oktober 2014 siang.
Sumber : Tempo, 29.10.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar