KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasca kunjungan kerja Menteri
Perindustrian RI Airlangga Hartarto ke Korea Selatan dan Jepang realisasi
investasi sektor otomotif kian benderang. Rencananya pabrikan otomotif seperti
Toyota dan Hyundai mau investasi baru di Indonesia.
Pekan lalu Menperin melakukan pertemuan dengan President
Toyota Motor Corp. Akio Toyoda dalam sesi One on One Meeting,
Toyota akan mengembangkan kendaraan berbasis listrik khususnya hybrid di
Indonesia. Rencananya, Toyota siap menggelontorkan dana sebesar Rp28,3 triliun
selama empat tahun ke depan.
“Rencana investasi Toyota berikutnya terkait dengan
kebijakan pemerintah yang baru, yaitu yang mendorong pengembangan electric
vehicle. Nah, itu yang akan tercantum dalam dua PP. Pertama, mengenai
percepatan kendaraan berbasis elektrik, dan yang kedua adalah kegiatan terkait
dengan PPnBM untuk industri berbasis elektrik, yang di dalamnya termasuk
hybrid. PPnBM itu akan menjadi nol kalau berbasis kepada elektrik dan emisinya
paling rendah,” ungkap Airlangga pekan lalu dalam keterangan persnya.
Menperin menyampaikan, Kementerian Perindustrian
bersama salah satu produsen otomotif Jepang, telah melakukan studi pengembangan
dan penggunaan kendaraan listrik. Kegiatan ini juga melibatkan enam perguruan
tinggi di Indonesia.
“Dari hasil studi itu terlihat hybrid menjadi salah satu
alternatif karena well to wheel, di mana dilihat juga ekosistem pembangkitan
energi, mulai dari primary energy sampai kepada penggerak otomotif,” terangnya.
Kemenperin sendiri sudah mendorong pengembangan teknologi kendaraan listrik di
dalam negeri, termasuk mengenai pembuatan fuel cell.
Selain Toyota, produsen otomotif asal Korea
Selatan, Hyundai Motor Company (HMC) akan segera merealisasikan
investasinya di Indonesia. Rencananya ini ditegaskan pada pertemuan Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Executive Vice President HMC
Park Hong Jae di Seoul, Selasa (25/6).
Menperin menjelaskan Hyundai akan mulai produksi pada
tahun 2021, dengan kapasitas 70.000 hingga 250.000 unit per tahun. Jenis
kendaraan yang akan digarap di Indonesia, antara lain adalah SUV, MPV,
hatchback, dan sedan.
“Targetnya, sebanyak 47% produksi untuk pasar domestik
dan 53% untuk ekspor,” kata Airlangga dalam keterangan pers, Minggu (30/6).
Pada kunjungannya di HMC saat itu, Airlangga sempat ikut menguji mobil berbahan
bakar hydrogen yang dinamakan Hyundai Nexo.
Menperin juga mengamati teknologi yang diterapkan pada
mobil fuel cell Hyundai Nexo tersebut. Menurutnya, Pemerintah Indonesia akan
mendorong investasi industri kendaraan elektrik dengan pemberian fasilitas tax
holiday.
Pabrik Hyundai di Indonesia yang lokasinya masih belum
dikonfirmasi tersebut bakal mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 orang.
Indonesia dinilai akan menjadi basis produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan
pasar domestik dan ekspor.
“Hyundai telah menegaskan komitmen mereka untuk segera
memulai investasi di Indonesia," tutur Airlangga. Ia menegaskan,
prinsipnya Pemerintah mendukung rencana investasi baru tersebut dengan
fasilitas fiskal yang sudah tersedia.
Direktur
Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing
Indonesia (TMMIN) Bob Azam belum bisa berbicara banyak
soal investasi tersebut di Indonesia. Menurutnya saat ini yang terpenting
kepastian regulasi kendaraan listrik dan juga infrastruktur di dalam negeri
untuk masuk ke era kendaran bebas emisi.
"Karena investasi harus disesuaikan dengan regulasi
nya seperti apa," kata Bob kepada KONTAN, Selasa (2/7).
Senada, Executive General Manager Toyota-Astra Motor
(TAM), Fransiscus Soerjopranoto mengatakan pemerintah sudah punya visi
untuk kendaraan listrik. Hanya saja dalam mencapai target tersebut, industri
memerlukan kepastian regulasi dan juga infrastruktur di dalamnya. Mengingat
secara produk kendaraan saat ini sudah siap.
"Kita belum bisa menjawab secara pasti walaupun end
of tunnel-nya sudah ada. Tapi panjang dan pendeknya tunnel tersebut kita belum
tau," ungkap Soerjo sapaannya kepada KONTAN, Selasa (2/7).
Secara terpisah, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor
Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto menjelaskan dirinya belum
mengetahui secara detail informasi investasi tersebut. Namun dirinya mengaku
ini merupakan keberlanjutan pertemuan Menperin dan pihak Hyundai beberapa bulan
silam.
"Untuk investasi perlu ada transfer teknologi dan
juga transfer knowledge bagi pengembangan sumber daya manusia kita," kata
Jongkie, Selasa (2/7).
Sumber : Kontan, 02.07.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar