KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Trada Alam Minera Tbk
bakal melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu
(HMETD) atau rights issue. Direktur Utama Trada Alam Minera, Soebianto Hidayat
menyampaikan Trada Alam Minera memerlukan dana besar guna membangun
infrastruktur tambang.
Selanjutnya emiten berkode saham TRAM ini akan menerbitkan
sebanyak-banyaknya 100 miliar saham baru atau setara dengan 201,43% dari modal
ditempatkan dan disetor penuh, nilai nominal saham baru tersebut adalah Rp 100.
Dari rencana aksi itu, sambungnya, TRAM membidik
perolehan dana sebesar Rp 10 triliun. Sayangnya ia belum dapat menyampaikan
kapan mereka akan melaksanakan rights issue. “HMETD agenda pastinya belum,
masih feasibility study,” ujarnya ketika ditemui, Jumat (5/7).
Nantinya TRAM bakal membangun infrastruktur pertambangan
serta meningkatkan kapasitas produksi batubara. “Kita mau bangun infrastruktur
pertambangan baru, jalan baru,” imbuhnya.
Nah sebelumnya mereka meneken kerja sama dengan dengan
anak usaha Adaro Group, yakni PT Alam Tri Abadi guna pengembangan logistik dan
infrastruktur pertambangan di Kalimantan.
Sebelumnya manajemen menyebut pengembangan infrastruktur
ini akan rampung dalam waktu empat tahun. Pada tahun ini TRAM membidik produksi
batubara sebanyak dua kali lipat realisasi produksi tahun lalu.
TRAM
akan mengeduk hingga 5 juta ton batubara di sepanjang tahun 2019. Dalam
catatan Kontan, produksi bulanan mereka sekitar 350.000 ton hingga 450.000 ton
batubara. Sementara hingga kuartal I 2019, produksi batubara TRAM sudah
mencapai 1 juta ton. Pihaknya menargetkan selama semester I mampu memproduksi
dan menjual emas hitam sebesar 2,4 juta ton hingga 2,6 juta ton.
TRAM
memproduksi batubara dari anak usahanya, yakni PT Gunung Bara Utama (GBU). Dari
GBU ini, TRAM memproduksi dan menjual batubara kalori tinggi di atas 5.000
kkal/GAR. Adapun pada tahun ini mereka menyasar sejumlah pasar seperti Jepang,
Vietnam, Thailand dan Taiwan.
Sumber : Kontan, 05.07.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar