KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. AirAsia Group bersiap
merevolusi diri. Maskapai penerbangan yang bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia
ini akan segera menjelma menjadi perusahaan teknologi yang tak hanya fokus pada bisnis
perjalanan (travel), tetapi juga bisnis teknologi finansial (fintech) dengan
mengusung konsep AirAsia 3.0.
Deputy
CEO AirAsia Group Bo Lingam mengatakan konsep baru
tersebut akan terwujud dalam platform AirAsia.com versi terbaru yang diharapkan
meluncur di akhir tahun ini. “AirAsia bukan lagi hanya soal perjalanan
(travelling), tapi juga soal kemudahan mendapatkan informasi dan membuat
pilihan,” ujarnya dalam pertemuan media di kantor pusat RedQ AirAsia, Jumat
(12/7).
AirAsia.com, lanjutnya, akan menjadi platform
satu-satunya yang mengintegrasikan seluruh lini bisnis grup maskapai
penerbangan ini. Selain jasa penerbangan, ada tiga lini bisnis lain yang menjadi
fokus AirAsia ke depan. Pertama, bisnis gaya hidup yang terdiri dari bisnis
restoran, in-flight wifi, hingga toko online duty-free yang
dimilikinya.
Kedua,
bisnis logistik yang bernama Teleport. Sejak 2018, lini
bisnis ini menjadi salah satu penopang pendapatan non-penerbangan AirAsia
Group. Bahkan di kuartal I-2019, bisnis logistik Teleport mendorong pertumbuhan
laba perusahaan hingga tujuh kali lipat menjadi RM 39 juta.
Ketiga,
bisnis fintech melalui dompet elektronik (e-wallet) BigPay dan Tune Insurance. Di
Malaysia, BigPay telah meluncur sejak Januari 2018. Head of Communications AirAsia Group Audrey
Progastama Petriny mengatakan, perizinan peluncuran BigPay di Indonesia
tinggal menunggu restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) keluar.
BigPay, sejak awal tahun lalu diluncurkan, telah memiliki
lebih dari setengah juta pelanggan yang mendaftar. Menurut laporan perusahaan,
penerbitan kartu baru meningkat 28% secara kuartalan. Sementara nilai transaksi
bruto tumbuh 48% untuk periode yang sama.
Ke depan, Audrey melanjutkan, AirAsia Group tak lagi
ingin dipandang sebagai perusahaan penerbangan semata. “Kami ingin dikenal
sebagai perusahaan teknologi yang kebetulan saja mempunyai maskapai. Maskapai
nantinya hanya akan menjadi satu bagian saja dari keseluruhan bisnis kami,”
tuturnya.
Pada prinsipnya, Head of Data Science and Insights AirAsia
Group Sadesh Manikam, menjelaskan, platform AirAsia.com ditujukan
menjadi sebuah aplikasi super (super-app) yang melayani berbagai kebutuhan jasa
bagi penggunanya.
Mulai dari pemesanan hotel, pembayaran, asuransi, hingga
rekomendasi destinasi dan aktivitas wisata yang seluruhnya bersifat personal
(personalized).
“Untuk Indonesia, targetnya akhir tahun kami sudah bisa
luncurkan fase pertama AirAsia.com dengan integrasi pemesanan hotel yang
bekerja sama dengan berbagai hotel,” kata Shadesh.
Tak hanya Indonesia, sayap super-app AirAsia ini juga
akan membentang ke negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, terutama negara
di mana penerbangan AirAsia telah beroperasi sebelumnya, yaitu Thailand,
Filipina, dan tentunya Malaysia.
“Ini perjalanan panjang yang membutuhkan banyak tenaga
dan waktu. Tapi kami sedang menuju ke sana, fase demi fase,” tandas Shadesh.
Sumber : Kontan, 14.07.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar