KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat pandemi virus corona
(Covid-19), kondisi maskapai penerbangan nasional saat ini kian terpuruk.
Bahkan sejumlah maskapai mulai merumahkan para pegawainya.
Hal tersebut juga lantaran sejak Januari-Maret memang ada
penurunan penumpang, sepanjang April tak ada permintaan sama
sekali untuk pemesanan tiket.
Sekjen
Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengungkapkan, sejak awal Maret sudah terjadi
penurunan jumlah penumpang hingga turun drastis dan bahkan di akhir Maret
kemarin turun lebih drastis lagi.
Menurutnya, ini karena banyak
aturan pembatasan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk tidak
bepergian. Sehingga tidak ada demand atau permintaan untuk orang bepergian,
terutama di April ini. Hal tersebut juga dilakukan sebagai langkah memutus
penyebaran pandemi corona (Covid-19).
"Bahkan dari reservation
system booking beberapa maskapai kita di bulan April sampai tidak ada orang
yang pesan tiket atau beli tiket. Karena adanya banyak pembatasan
tersebut," ujar Bayu kepada kontan.co.id, Senin (06/4).
Bayu juga mengaku belum mempunyai
data rinci mengenai kerugian maskapai. Yang jelas dia memastikan kerugian yang
harus ditanggung besar sekali jumlahnya.
Terlebih, menurut Bayu dalam
kondisi seperti saat ini, beban pembiayaan maskapai tidak berkurang.
"Khususnya biaya tetap, itu harus ditanggung mulai biaya sewa pesawat,
bandara dan lain-lain," ungkapnya.
Alhasil, sebagai bentuk
efisiensi, maskapai memilih untuk mengurangi biaya pegawai. "Kalau di sisi
internal airline, beberapa sudah melakukan perumahan atau unpaid leave, mungkin
dengan pemotongan gaji biasanya yang terjadi awal-awal," katanya.
Ia menuturkan, pemotongan gaji
itu baru langkah awal untuk efisiensi. Jika kondisi kian memburuk, tidak
menutup kemungkinan adanya PHK besar-besaran. "Tapi kalau ini masa
daruratnya berlarut larut, tentu kemungkinan terjadinya PHK juga bisa
terjadi," pungkasnya.
Sumber : Kontan, 06.04.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar