Bisnis.com, JAKARTA - PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV
mengkhawatirkan persoalan sampah-sampah di laut bisa membuat pemilik kapal
pesiar enggan untuk sandar di Pelabuhan Makassar dengan kondisinya yang kotor.
Direktur Teknik PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Prakosa Hadi Takariyanto mengatakan selama ini sampah-sampah yang ada tersebut
bukan sampah dari Makassar New Port (MNP) atau pelabuhan yang ada di Makassar
tetapi sampah milik masyarakat yang bukan produk Pelindo IV.
Dia menambahkan
perseroan sudah memiliki kapal pengangkut sampah sendiri yang setiap saat siap
untuk membersihkan sampah-sampah di laut sekitar pelabuhan yang ada di
Makassar.
Prakosa juga menuturkan
bahwa sampah-sampah tersebut sudah mengkhawatirkan karena bisa membuat
kapal-kapal pesiar enggan untuk sandar di Pelabuhan Makassar karena melihat
kondisi lautnya yang kotor.
"Ke depan Terminal
Petikemas Makassar [TPM] akan dipindahkan ke MNP jika pelabuhan baru
tersebut sudah beroperasi penuh pada 2023 mendatang dan TPM akan dijadikan
sebagai pelabuhan khusus untuk cruise atau kapal pesiar. Jadi pada 2023 jika
ada kapal pengusaha asing yang datang, kami ingin Pelindo IV tidak malu menyebutkan
bahwa MNP setara dengan pelabuhan di Singapura karena lautnya yang bersih dari
sampah," ujarnya, Rabu (2/6/2021).
Deputi Bidang
Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Kemaritiman dan Investasi Safri
Burhanuddin juga ingin
melihat cara Pelindo IV mengelola laut di sekitar MNP. Menurutnya dalam
pengeloaan sampah laut harus dikoordinasikan dengan Pemerintah Kota Makassar.
Hal itu supaya bisa mengontrol sampah-sampah yang dari kota agar tidak sampai
ke laut karena sampah-sampah di laut juga adalah tanggung jawab pemerintah
kota.
“Kita memang tidak bisa
menangani semua sampah terutama yang ada di laut, tetapi paling tidak bisa
dikurangi," ujarnya. MNP, paparnya, telah dirancang sebagai green port,
sehingga harus ramah lingkungan dan semua fasilitas yang tersedia harus full
otomatis, penggunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai operator mesin juga
harus efisien dan pengelolaannya juga harus seminimal mungkin.
Dia juga berharap agar
kedepan hub pelabuhan di Indonesia bukan lagi di Singapura, melainkan di MNP
jika nanti pelabuhan baru ini telah beroperasi penuh.
Sumber : Bisnis,
02.06.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar