Bisnis.com, JAKARTA -
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter telah melakukan tes acak
antigen di enam stasiun selama sepekan terakhir (21-27 Juni 2021) terhadap para
pengguna jasa Kereta Rel Listrik (KRL).
VP Corporate Secretary
KAI Commuter Anne Purba mengatakan selama tujuh hari kegiatan tes tersebut,
sebanyak 911 pengguna telah diperiksa dengan hasil 48 orang diantaranya
reaktif.
"Untuk calon
pengguna KRL yang hasilnya reaktif tersebut dilarang untuk naik KRL dan
selanjutnya datanya diserahkan kepada Puskesmas setempat untuk dilakukan
tindakan selanjutnya," katanya dalam siaran pers, Minggu (27/6/2021).
Dia menegaskan KAI
Commuter tetap berkomitmen selama masa pandemi untuk selalu menciptakan
transportasi KRL yang aman, nyaman dan sehat untuk seluruh para pengguna dan
petugas KAI Commuter sendiri.
Namun begitu, mengingat
jumlah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat belakangan ini, KAI Commuter
menghimbau masyarakat untuk sebisa mungkin tetap beraktivitas dari rumah. KRL
hadir sebagai layanan transportasi untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak.
Sementara itu untuk
pergerakan penumpang, dia menyebut bahwa KAI Commuter mencatat jumlah pengguna
KRL hingga pukul 17:00 WIB sebanyak 139.528 orang. Angka tersebut turun 26
persen dibanding hari Minggu pekan lalu pada waktu yang sama yaitu sejumlah
187.454 orang.
"KAI Commuter
berharap di tengah meningkatnya kasus positif Covid-19 belakangan ini,
masyarakat dapat beraktivitas dari rumah. Jika masih harus keluar rumah dan
menggunakan transportasi publik, gunakan masker ganda dengan salah satunya
adalah masker medis sesuai anjuran para dokter," jelasnya.
Terpisah, Ketua
Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)
Pusat Djoko Setijowarno menilai ada atau tidaknya pemeriksaan antigen
di stasiun KRL tidak berpengaruh terhadap pergerakan penumpang. Menurutnya,
penurunan jumlah pengguna KRL tersebut disebabkan karena adanya penyesuaian
atau kebijakan Work From Home (WFH) dan Work From Office
(WFO) oleh sejumlah perusahaan.
"Mobilitas menurun
disebabkan pola kerja WFH dan WFO. Tidak ada pengaruhnya antara tes dan tidak
diadakan tes. Kalau hasil tes positif, berarti tidak jadi berangkat menggunakan
KRL dan tidak masuk kerja," ujarnya.
Sumber : Bisnis,
27.06.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar