Bisnis.com, JAKARTA – PT
Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatatkan kerugian sebesar Rp303,4
miliar selama kuartal I/2021 atau Januari-Maret 2021.
Kinerja tersebut berkebalikan dengan periode yang sama tahun lalu, KAI justru
membukukan keuntungan Rp281,9 miliar.
VP Public
Relations KAI Joni Martinus
mengatakan hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan volume
penumpang turun drastis. Baca Juga : KAI: Jumlah Penumpang KA Jarak Jauh
Kembali Stabil Pasalnya, sebelum pandemi atau pada kuartal I/2020, KAI grup
melayani 90,7 juta pelanggan kereta api atau rata-rata 30,2 juta pelanggan per
bulannya.
"Pada April sampai
dengan Desember 2020 masa pandemi, KAI grup melayani total 94 juta pelanggan
kereta api, atau rata-rata 10,5 juta pelanggan per bulan. Jumlah tersebut turun
65 persen jika dibandingkan triwulan pertama 2020," katanya ketika
dihubungi Bisnis, Kamis (3/6/2021).
Kendati begitu, dia
menyebut pada tahun ini jumlahnya sudah mulai meningkat tapi tidak signifikan.
Sepanjang Januari-April 2021, KAI grup rata-rata melayani 12,9 juta pelanggan
per bulannya.
"KAI akan terus
berupaya mengoptimalkan pendapatan dari berbagai sisi agar bisa tetap bertahan
pada masa pandemi Covid-19 ini," tegas Joni. Sementara itu dikutip dari
keterbukaan informasi perseroan (3/6/2021), KAI mencatatkan pendapatan sebesar
Rp3,4 triliun pada tiga bulan pertama 2021.
Jumlah ini anjlok
dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,3 triliun. Penurunan
tersebut bersumber dari sektor angkutan baik penumpang maupun barang.
Pendapatan angkutan penumpang turun dari Rp1,9 triliun menjadi hanya Rp440
miliar. Sebaliknya, angkutan barang mengalami penurunan pendapatan dari Rp1,74
triliun menjadi Rp1,54 triliun.
Sumber : Bisnis,
03.06.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar