JAKARTA.
PT
Samudera Indonesia Tbk akan menambah area penyimpanan kontainer kosong
alias container depot. Perusahaan tersebut mengalokasikan dana investasi US$
140 juta untuk dua tahun.
Pada
tahap pertama atawa tahun 2016 alokasi dana sebesar US$ 60 juta. Lantas US$ 80
juta untuk pengembangan container depot pada tahun 2017.
Investasi
pada masing-masing tahap mencakup pembelian tanah dan peralatan serta
pembangunan kantor. Tahun ini, Samudera Indonesia akan membikin container depot
di Palembang, Sumatera Selatan dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Mereka
juga akan memperluas container depot yang ada di Surabaya Jawa Timur, Semarang
Jawa tengah, Medan Sumatera Utara dan Semper Jakarta.
Selain
menambah container depot, Samudera Indonesia akan ekspansi mengembangkan volume
terminal secara bertahap.
Perusahaan
itu ingin, volume terminal tahun ini sebesar 850.000 twenty foot equivalent
unit (TEUs). Lantas, pada tahun 2020 menjadi 1.525 TEUs.
Khusus
tahun ini, mereka menggelontorkan dana US$ 50 juta. Pengembangan terminal itu
untuk menjawab permasalahan kapasitas yang sudah penuh.
Direktur
Independen PT Samudera Indonesia Tbk, Kamis (2/6) Ridwan Hamid menyebut, untuk Terminal
3 di Priok perusahaan ini akan memperluas dermaga.
Sembari
memperluas terminal, Samudera Indonesia menambah kapal. Perusahaan berkode SMDR
di Bursa Efek Indonesia tersebut masih memiliki pekerjaan rumah untuk belanja
dua kapal lagi.
Bobot
masing-masing dua kapal baru nanti 1.000 TEUs - 2.000 TEUs. "Akan
sampai di kuartal IV-2016," ujar Masli Mulia, Direktur Utama PT Samudera
Indonesia Tbk kepada KONTAN.
Sebagai
gambaran, kuartal I-2016, Samudera Indonesia sudah belanja dua kapal. Kapal
pertama, Sinar Banda datang 20 Januari 2016. Nilai investasinya US$
7,1 juta.
Bobot
mati (deadweight tonnage) kapal itu 15.210 ton dengan kapasitas 1.060 TEUs.
Samudera Indonesia akan memakai kapal itu untuk rute regional. Lalu pada 23
Maret 2016 kapal kedua datang.
Kapal
bernama Sinar Papua itu berbobot mati 7.624 ton dengan kapasitas 562
teus. Kapal dengan investasi US$ 3,5 juta tersebut untuk
mengarungi rute domestik.
Meski
memiliki setumpuk rencana, tahun ini Samudera Indonesia menargetkan pendapatan
sama dengan 2015, yakni US$ 451,13 juta. Sebab, mereka belum
melihat indikasi positif pendorong bisnis. "Dari dulu konsepnya shipping
follow the trade, tapi di Indonesia saat ini perdagangannya masih belum tumbuh
dan belum merata," tandas Masli.
Sumber
: Kontan, 04.06.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar