JAKARTA.
Kereta pengangkut peti kemas untuk tujuan ekspor dan impor dari Pelabuhan
Tanjung Priok resmi beroperasi mulai Jumat siang (24/6).
Deputi II
Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung
Kuswandono
dalam peresmian operasi kereta logistik di Pelabuhan Tanjung Priok,
Jakarta Utara, Jumat, mengatakan, beroperasinya kereta logistik masuk
pelabuhan merupakan salah satu upaya untuk menekan waktu bongkar muat barang
(dwelling time) menjadi dua hari.
"Ini
dulu mulanya dari Pak Menko Rizal Ramli yang bilang kereta api harus masuk
Tanjung Priok. Mulailah kami berjuang untuk membuka agar kereta bisa masuk
Tanjung Priok. Ternyata tidak mudah mengubah sistem bisnis di Tanjung
Priok," katanya.
Agung
menjelaskan sejak 7 April 2016, kereta logistik sudah mulai masuk dan melakukan
proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok melalui "emplacement"
KA-JICT Tanjung Priok.
Dengan
kapasitas angkut 30 gerbong datar atau setara 60 TEUs sekali perjalanan setiap
harinya, kereta logistik itu diklaim dapat lebih efisien karena dapat
mengangkat lebih banyak muatan dengan waktu yang lebih singkat.
Ada
pun titik yang dilayani saat ini adalah Pelabuhan Tanjung Priok-Cikarang Dry Port
(CDP) di Jababeka, Bekasi.
Agung
menuturkan pihaknya akan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk
pengembangan kereta logistik lebih lanjut, termasuk penambahan kereta, jalur
rel ganda dan tersambungnya perjalanan kereta hingga ke Tanjung Perak,
Surabaya.
"Ini
tahap pertama, kami ingin 'double track' sampai pinggir laut. Ini sudah gerak
satu langkah, dan akan bergerak lagi," katanya.
Direktur
Operasi Kalog,
anak usaha PT Kereta Api Indonesia, Sugeng Priyono, mengatakan waktu
perjalanan peti kemas dari Pelabuhan Tanjung Priok-CDP memakan waktu sekitar 70
menit.
Namun
ia belum bisa memastikan jam operasional kereta logistik dari pelabuhan
lantaran harus disinergikan dengan jadwal kereta rel listrik (KRL) dan kereta
antarkota yang melewati jalur yang sama.
"Ini
jauh dibanding perjalanan dengan truk yang bisa sekitar 2-3 jam. Yang paling
utama, angkutan kereta logistik ini bisa meringankan beban jalan jalan,"
katanya.
Sebelumnya,
Menko Kemaritiman Rizal Ramli menyebut kereta logistik Pelabuhan Tanjung Priok
akan menekan sepertiga kemacetan di pelabuhan tersebut. Kereta logistik juga
diklaim dapat menekan waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di kawasan
tersebut yang diminta Presiden Jokowi di kisaran 1-2 hari.
Sumber
: Kontan, 24.06.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar