KONTAN.CO.ID - China siap menempatkan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dalam "daftar
entitas yang tidak bisa dipercaya". Ini sebagai bagian dari tindakan balasan terhadap langkah Washington yang memblokir pengiriman semikonduktor ke Huawei Technologies.
The
Global Times mengutip sumber
melaporkan pada Jumat (15/5), langkah-langkah China tersebut termasuk
meluncurkan penyelidikan dan memaksa pembatasan pada perusahaan AS, seperti Apple Inc, Cisco Systems Inc, dan Qualcomm
Inc, serta menangguhkan pembelian
pesawat Boeing
Co.
Info saja, The Global Times
berada di bawah People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang
berkuasa. Meskipun Global Times bukan corong resmi partai, pandangannya
diyakini mencerminkan pandangan para pemimpinnya.
Sebelumnya, melansir Reuters, Departemen
Perdagangan AS mengatakan, telah
mengubah aturan ekspor yang "secara strategis menargetkan semikonduktor
Huawei yang merupakan produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi AS
tertentu".
Perang Washington dengan Beijing
pecah terkait wabah virus corona yang bermula dari China dan telah menewaskan
sedikitnya 304.000 di seluruh dunia serta lebih dari 87.000 di AS.
Presiden
Donald Trump menuduh China
menyembunyikan asal-usul virus corona dan tidak bekerjasama dengan AS dan
negara-negara lain dalam upaya untuk meneliti serta memerangi penyakit
tersebut.
Situasi makin memanas setelah Federal Bureau of
Investigation (FBI) dan Cybersecurity and
Infrastructure Security Agency (CISA), Rabu (13/5), mengeluarkan peringatan: peretas China berusaha mencuri data
perawatan dan vaksin virus corona baru.
Kedua lembaga Amerika Serikat
(AS) ini mengatakan, organisasi yang meneliti virus corona baru berisiko
menghadapi "penargetan dan jaringan membahayakan dari Republik Rakyat
China".
Peringatan FBI dan CISA juga
menggarisbawahi, Washington percaya China telah melanjutkan upaya luas untuk
memperoleh rahasia komersial dan teknologi AS dengan segala cara, yang mungkin
di bawah dorongan Presiden
Xi Jinping, untuk menjadikan
negaranya pemimpin teknologi dalam dekade ini.
Perang lantas melebar ke
perjanjian perdagangan fase 1 AS-China. Bahkan, kekesalan Trump meluas ke
Presiden China Xi Jinping. "Tapi, saya saat ini tidak ingin berbicara
dengannya," kata Trump dalam wawancara dengan Fox
Bussines.
Sumber : Kontan, 15.05.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar