KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Intensitas kegiatan sehari-hari di luar rumah kian mengalami penurunan seiring
dengan merebaknya pandemi virus corona. Selain dipicu kekhawatiran akan risiko
penularan corona, fenomena ini juga didorong oleh adanya penerapan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB). Siapa sangka, hal ini rupanya turut memengaruhi
perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Salah satu indikasi perubahan
perilaku konsumen terlihat dari meningkatnya jumlah permintaan layanan
pengantaran barang. Hal ini dapat dijumpai misalnya pada Grab Indonesia.
Managing
Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, jumlah pesanan layanan pengantaran barang GrabExpress pada bulan Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 21,5% bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebagian besar titik pengantaran
barang terbanyak di Maret 2020 terjadi di area perumahan dengan porsi sekitar
41,5% dari total layanan pengantaran. Sementara beberapa titik pengantaran
lainnya yang juga mencatatkan permintaan layanan pengantaran paling tinggi di
bulan Maret 2020 ditemukan di area fasilitas kesehatan dan juga perbankan
dengan porsi masing-masing sebesar 13,6% dan 12%. Asal tahu saja, sebelumnya
perkantoran dan area perumahan mendominasi titik pengantaran.
Selain itu, Grab juga mendapati
kenaikan permintaan pada layanan GrabMart dan juga GrabFood. Sedikit informasi,
GrabMart merupakan program terbaru dari GrabFood yang melayani pembelian
produk-produk segar seperti buah-buahan, sayur-mayur, makanan mentah, kudapan,
dan makanan beku.
Sepanjang Maret 2020 lalu, jumlah
pemesanan GrabMart meningkat 22% bila dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara,
jumlah transaksi layanan GrabFood mengalami kenaikan sebesar 4%. Menu
terlarisnya terdiri atas ayam goreng, es kopi, dan aneka mie.
“Pandemi Covid-19 membuat
sebagian besar masyarakat Indonesia harus belajar dan bekerja dari rumah, meski
ada juga yang masih harus berkegiatan di luar rumah,” kata Neneng kepada
Kontan.co.id pada Jumat (15/5).
Hal yang serupa juga dialami oleh
platform marketplace, Blibli.com. Pada acara diskusi virtual yang dihelat pada Kamis (14/5) lalu, CEO Blibli Kusumo
Martanto mengungkapkan bahwa jumlah transaksi di Blibli.com pada masa pandemi
secara keseluruhan meningkat seiktar 50% dibandingkan biasanya.
Seiring dengan hal ini, Blibli
mencatat bahwa mitra penjual UMKM Blibli turut mendapati kenaikan penjualan
sekitar 2 hingga 6 kali lipat seiring meningkatnya transaksi digital di tengah
pandemi. Kenaikan penjualan terutama dijumpai pada produk lokal UMKM di
sektor-sektor tertentu seperti makanan dan minuman, alat-alat kesehatan,
suplemen jamu, hingga dekorasi rumah.
Kenaikan jumlah transaksi juga
diiringi oleh pertumbuhan jumlah seller. Lonjakan pertumbuhan seller ini
dijumpai pada April 2020 lalu.
“Tiga kategori di Blibli yang
mengalami pertumbuhan seller tertinggi ada di kategori Bliblimart, Galeri
Indonesia, dan Kesehatan & Kecantikan,” kata Kusumo kepada Kontan.co.id
pada Minggu (17/5).
Dihubungi terpisah, Direktur
Shopee Indonesia, Handhika Jahja menyebutkan, penerapan physical distancing
selama masa pandemi telah mengerek permintaan di sejumlah segmen kategori
seperti makanan dan minuman, perlengkapan rumah, kebutuhan ibu dan bayi, serta
kebutuhan sanitasi.
“Sebagai contoh, Shopee melihat
adanya peningkatan permintaan sebesar hampir 3X lipat untuk produk hand
sanitizer dan masker kain selama satu bulan pertama penerapan imbauan physical
distancing dari pemerintah,” kata Handhika kepada Kontan.co.id pada Kamis
(14/5).
Perlu diakui, transaksi digital
yang kian marak dilakukan membuat persaingan pasar di platform digital semakin
ketat. Oleh karenanya, sejumlah pemain telah menyiapkan strategi untuk bersaing
dengan kompetitor masing-masing.
Blibli misalnya, platform
marketplace tersebut berencana terus berupaya menambah jumlah mitra penjual.
Caranya antara lain dengan terus melakukan sosialisasi tentang beragam
kemudahan dan keuntungan yang bisa diperoleh sebagai para calon mitra bisnis
seller, terutama di tengah-tengah kondisi pandemi seperti sekarang.
Tidak hanya itu, Blibli juga
memberikan beberapa dukungan baik bagi mitra seller baru maupun mitra seller
yang sudah bergabung di tengah masa pandemi. Beberapa bentuk dukungan yang
diberikan antara lain seperti tips dan trik berbisnis untuk para seller melalui
newsletter, email, artikel, dan konten sosial media, dan sebagainya, penyediaan
sesi forum diskusi spesifik per kategori produk untuk membahas tantangan dan
mencari solusi bisnis akibat berlangsungnya wabah corona.
Selain itu juga layanan titip
jual barang dengan menempatkan produk yang dimiliki di dalam warehouse Blibli.
Asal tahu saja, saat ini Blibli telah memiliiki sebanyak 20 warehouse serta 32
hub yang tersebar di 15 kota besar, dan sebagainya.
Harapannya, berbagai upaya yang
dilakukan bisa mengerek jumlah mitra penjual yang sudah ada.
“Sampai saat ini total sudah ada
lebih dari 100.000 seller dan lebih dari 50 brand yang memanfaatkan platform
Blibli untuk berjualan,” imbuh Kusumo (17/5).
Sementara itu, Shopee bakal terus
berfokus untuk memastikan agar kebutuhan dan keinginan dari masing-masing mitra
penjual dan pembeli dapat bertemu. Terkhusus di masa pandemi, Shopee
melaksanakan program ‘Dukungan Covid-19 100 Miliar Shopee’ untuk merealisasikan
fokus tujuan di atas.
Beberapa stimulus yang ditawarkan
dalam program tersebut di antaranya seperti pemberian modal awal hingga Rp 1
juta, kredit iklan sebesar Rp 150.000, serta gratis layanan program
GratisOngkirXtra bagi mitra penjual baru, potongan biaya admin untuk berbagai
layanan sebesar 30%, dan masih banyak lagi.
“Program ini memberikan stimulus
ekonomi kepada mitra penjual serta mengurangi biaya operasional serta
meningkatkan kemudahan pemasaran untuk UMKM,” kata Handhika (14/5).
Sumber : Kontan, 18.05.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar