JAKARTA: Guna menurunkan
biaya logistik, sampai 2 tahun ke depan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II
akan membangun tiga pelabuhan baru senilai total Rp52,6 triliun.
Ketiga pelabuhan itu adalah
Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok senilai Rp22,6 triliun, Pelabuhan Sorong yang
dibangun tahun ini Rp10 triliun, dan Pelabuhan Batam Tanjung Sawuh berkapasitas
4 juta Teus senilai Rp20 triliun yang dibangun tahun depan.
"Akhir Juli ini kami
akan tandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan China Merchant
Holding untuk membangun terminal kontainer dan terminal transhipment iron ore
di Pelabuhan Batam," kata Direktur Utama PT Pelindo II RJ. Lino dalam
diskusi Logistik Pelayaran dengan Kadin Indonesia, Selasa (26/6).
Dia menjelaskan iron ore
(bijih besi) yang dapat diangkut dari pelabuhan terbaru di Batam ini
berkapasitas 100 juta ton per tahun dengan nilai investasi US$2 miliar atau
Rp20 triliun.
Ditargetkan sudah dapat
ground breaking (peletakan batu pertama) pada 2013 dan mulai beroperasi pada
2015-2016. Kapasitas tampung terminal Pelabuhan Batam ini mencapai 4 juta Teus.
"China Merchant siap
investasi sampai mayoritas," ucapnya.
Lino juga menyebutkan pada
tahun ini pihaknya akan mulai membangun Pelabuhan Sorong, Papua. Pelabuhan ini
menjadi koridor baru yang menghubungkan kawasan Indonesia Timur, Australia dan
Amerika.
Sorong akan miliki kapasitas
700,000 Teus per tahun dengan nilai investasi Rp10 triliun. "Car terminal
akan mampu menampung 750.000 unit dan ditarget selesai pada 2013,"
ucapnya.
Proyek lainnya, imbuh Lino,
yakni Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok dengan nilai investasi US$4
miliar, dimana tahap 1 investasi Rp22,66
triliun termasuk investasi jalan tol sepanjang 7 km dengan investasi Rp1,3
triliun. "Kita sudah dapat pinjaman dari Bank Mandiri Rp11 T."
Rencana pembangunan induk
terdiri dari tiga terminal kontainer dan terminal bahan bakar minyak dan gas.
"Awal Juli 2012 akan mulai konstruksi," tutur Lino.
Lino menambahkan pihaknya
akan mencari mitra strategis untuk pengembangan Kalibaru ini yakni mitra yang
dapat memberi nilai tambah bagi Indonesia seperti mendatangkan kapal
berkapasitas besar.
"Kami tidak butuh mitra
investor karena dari sisi finansial,
tetapi mitra yang bisa memberikan nilai tambah bagi Indonesia,"
ucapnya.
Menurutnya, Pelindo II
menargetkan pendapatan Rp7 triliun pada 2012, karena Januari-Mei sudah mencatat
Rp2,7 triliun.
Pendapatan pada tahun ini
naik dibanding tahun lalu yang masih Rp5,1 triliun. "Kami targetkan profit
di atas Rp2 triliun pada tahun ini," katanya.
Perwakilan World Bank Office
Indonesia Henry Sandee mengatakan biaya logistik dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain di Indonesia lebih mahal
dan lebih lama daripada biaya logistik dari pelabuhan di Indonesia ke luar
negeri seperti Singapura.
Dia mencontohkan biaya
pengiriman dari Tanjung Priok Jakarta ke Padang senilai US$600, sedangkan
Tanjung Priok-Singapura hanya US$185. Bahkan pengiriman dari Tanjung Priok ke
Banjarmasin butuh waktu 4-47 hari dengan biaya US$650.
"Logistik menjadi
elemen penting untuk menjaga daya saing nasional, maka harus meningkatkan
infrastruktur," ucap Henry.
Contohnya, imbuh Henry,
biaya logistik dari Cikarang Bekasi ke Tanjung Priok Jakarta dengan jarak 55,4
km menalan biaya US$750, sedangkan di Malaysia, dari Pasir Gudang ke Tanjung
Pelepas berjarak 56,4 km senilai US$450. (Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia,
26.06.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar