JAKARTA.
Dalam waktu dekat, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) bakal memiliki pengendali
baru. Grup Saratoga segera mengambil alih 51% saham TAXI dari tangan
Grup Rajawali.
Para analis
menilai, laju bisnis TAXI di bawah Saratoga akan lebih kencang. Ekspansi emiten
transportasi ini ditenggarai bakal lebih
mudah dengan pendanaan yang kuat dari Saratoga.
Analis Bahana Securities
Agustinus Reza
mengatakan, jika akuisisi ini berjalan lancar, prospek TAXI menjadi lebih baik.
Maklum, Saratoga lebih banyak memiliki pengalaman mengelola bisnis transportasi
dan otomotif dibandingkan Rajawali. "Bisnis Rajawali lebih general.
Sementara Saratoga lebih memahami bisnis di industri ini," ujar Agustinus,
Senin (22/6).
Dengan
dimiliki Saratoga, TAXI bisa melakukan sinergi operasional dengan bisnis
distribusi otomotif milik Saratoga melalui PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Sehingga, TAXI akan lebih mudah melakukan pengadaan kendaraan. Biaya yang
dikeluarkan perseroan juga bisa ditekan.
Thennesia Debora, Analis
BNI Securities
mengatakan, secara likuiditas, Grup Saratoga yang memiliki banyak perusahaan
terbuka lebih mudah mencari pendanaan. Sehingga, dari sisi finansial , TAXI
bisa mendapat bantuan dari holding barunya itu.
Apalagi, saat
ini, TAXI tengah mengerem ekspansi. TAXI hanya akan menambah kendaraan baru
sebanyak 500 unit dengan anggaran belanja modal sekitar Rp 400 miliar- Rp 500
miliar.
Di bawah
bendera Saratoga, Thennesia yakin, TAXI lebih giat berekspansi dengan membeli
1.000 unit kendaraan baru.
Peta
persaingan
Bisnis taksi
memang semakin ketat. TAXI harus bersaing dengan banyak pendatang baru. Belum
lagi, perseroan harus berkompetisi dengan kompetitor utamanya, Blue
Bird Grup.
Namun,
menurut Thennesia, TAXI kini memiliki strategi khusus yakni melalui peningkatan
kualitas layanan. Misalnya saja adanya
penambahan alat-alat teknologi informasi untuk meminimalisir tindak kejahatan.
Dengan
strategi ini Thennesia yakin, pangsa
pasar TAXI tetap akan terjaga. "Namun, kita harus melihat rentang harga
akuisisi. Sampai sekarang belum ada konfirmasi manajemen. Kalau terlalu mahal,
sahamnya juga bisa volatile," ujar Agustinus.
Saat ini,
rumor yang beredar, Rajawali akan melepas TAXI di harga Rp 1.200- Rp 1.400 per
saham. Sehingga menurut Thennesia, harga itu bisa melambungkan saham TAXI dalam
jangka pendek.
Tahun ini
Thennesia memprediksi, TAXI bisa mencetak pendapatan Rp 967 miliar atau tumbuh
8,7% dibandingkan tahun lalu. Sementara laba bersihnya bisa naik menjadi Rp 147
miliar tumbuh 24,5%.
Namun
Agustinus mengingatkan tingginya beban bunga dan beban operasional TAXI saat
ini yang bisa menekan margin labanya.
Thennesia
merekomendasikan buy saham TAXI dengan target harga Rp 1.375. Agustinus
merekomendasikan reduce dengan target Rp 820. Analis Macquaire Securities Lyall
Taylor merekomendasikan netral dengan target Rp 1.000 per saham. Saham
TAXI turun 1,02% ke Rp 970 pada perdagangan Senin (22/6).
Sumber :
Kontan, 23.06.15.