JAKARTA.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak hanya terjadi pada kelompok negara
maju, namun juga pada kelompok negara berkembang. World Bank atawa Bank Dunia
melihat pertumbuhan ekonomi negara berkembang hanya tumbuh 4,4% tahun ini.
Berdasarkan
laporan Global Economic Prospects (GEP) terbaru edisi Juni 2015 yang keluar
pada hari ini (11/6), negara berkembang diproyeksi tumbuh 4,4%. Proyeksi ini
lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada edisi GDP Januari 2015 yang melihat
ekonomi negara berkembang tumbuh 4,8%.
Menurut world
Bank, negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan berat pada tahun ini,
yang utamanya datang dari kenaikan suku bunga Amerika. Kondisi ini belum
ditambah dengan era baru harga minyak dan komoditas yang lebih rendah.
"Semenjak
krisis keuangan, negara berkembang adalah mesin pertumbuhan dunia. Tetapi
sekarang mereka menghadapi kondisi ekonomi yang lebih sulit," ujar
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis
(11/6).
Dengan adanya
kenaikan suku bunga Amerika maka pinjaman akan semakin mahal bagi negara
berekmbang. Celakanya, kondisi ini akan terus berlanjut mengingat pemulihan
ekonomi Amerika terus berlangsung dan suku bunga di negara besar lainnya tetap
rendah.
Alhasil arus
modal ke negara berkembang akan berkurang. Permasalahan ini akan berdampak
buruk pada negara berkembang yang lebih rentan dan dapat melemahkan prospek
pertumbuhan. Maka dari tiu, bagi negara yang mengandalkan komoditas dan
mengalami ketidakpastian kebijakan, perlambatan arus modal tersebut akan
memperberat tantangan perekonomian negara berkembang tahun ini.
Sumber :
Kontan, 11.06.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar