Bisnis.com,
JAKARTA-- Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB)
mengangangkat mantan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono
sebagai wakil presiden ADB untuk Urusan Pengelolaan Pengetahuan dan
Pembangunan Berkelanjutan.
Berdasarkan
keterangan resmi ADB yang diterima Bisnis.com, Senin (8/6/2015), disebutkan,
ADB juga mengangkat Diwakar Gupta sebagai wakil presiden Urusan Operasi Sektor Swasta
dan Pembiayaan Bersama.
Bambang
Susantono akan bertanggung jawab secara umum terhadap pengelolaan Departemen
Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim, Departemen Riset Ekonomi dan
Kerjasama Regional, dan Departemen Hubungan Eksternal. Dia menggantikan
Bindu
Lohani yang telah memasuki masa pensiun.
Sebelumnya,
Bambang menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Dia dinilai memiliki pengalaman panjang sebagai akademisi, dan sebelumnya turut
memberi masukan terhadap kebijakan pemerintah, sektor swasta, dan berbagai
organisasi internasional.
Dia
mendapatkan gelar doktor di bidang perencanaan infrastuktur, dan gelar Master di bidang
teknik sipil, serta Master di bidang perencanaan kota dan kawasan dari
University of California, Berkeley.
Adapun,
Diwakar Gupta akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan Departemen Operasi
Sektor Swasta, dan Kantor Urusan Operasi Pembiayaan Bersama. Ia menggantikan
Mrs. Lakshmi Venkatachalam.
Gupta
sebelumnya adalah Managing Director dan Chief Financial Officer pada Bank
of India. Gupta juga menjabat sebagai direktur independen di berbagai
organisasi bisnis, perusahaan jasa keuangan, dan berbagai perusahaan swasta di
India. Ia mendapatkan gelar magister sains bidang fisika dari University of
Delhi.
ADB, yang
berbasis di Manila, bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik
melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjaga kelestarian
lingkungan hidup, dan integrasi kawasan. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh
67 anggota—48 di antaranya di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.
Pada 2014, dukungan ADB total berjumlah US$22,9 miliar, termasuk pembiayaan
bersama US$9,2 miliar.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 08.06.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar