MANADO. Deputi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas mengatakan, kondisi
perekonomian tahun ini dan tahun 2016 masih akan menghadapi
berbagai tantangan yang tidak ringan.
"BI
memandang kondisi perekonomian Indonesia hingga tahun depan masih menghadapi
berbagai tantangan yang tidak ringan dan bisa mengejutkan, baik yang datang
dari eksternal atau global maupun domestik," katanya di Manado, Rabu
(5/8).
Ronald mengatakan,
kondisi perekonomian global saat ini ditandai dengan pertumbuhan yang cenderung
bias ke bawah, disertai masih tingginya risiko di pasar keuangan global.
Ekonomi
dunia, katanya, yang semula tahun ini diperkirakan dapat tumbuh 4%, sesuai
perkembangan terakhir proyeksi tersebut harus dikoreksi menjadi 3%. Itu
artinya, lebih rendah dari realisasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 3,4%.
Potensi bias
ke bawah ini terutama didorong pelambatan ekonomi global terutama China.
Ekonomi Eropa mengalami pelambatan dan tengah berkutat dengan krisis utang yang
menjerat Yunani.
Sedangkan
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tidak sekuat perkiraan
sebelumnya.
Bank sentral
AS Federal Reserve yang berencana menaikkan bunga telah memicu arus dana asing
keluar atau capital outflows dan memberikan tekanan pasar keuangan.
Dia
mengatakan, pemulihan ekonomi dunia yang lemah juga ditandai dengan terus
menurunnya harga komoditas. Pada triwulan II-2015, komoditas ekspor utama
Indonesia seperti batu baram kelapa sawit, timah dan kopi mengalami penurunan
harga bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015. Harga minyak dunia saat
ini tertekan di bawah US$ 50 per barel.
"Bagi
negara yang perekonomiannya bertumpu pada komoditas mentah seperti Indonesia
tentunya hal ini menyiratkan pesan bahwa tantangan pemulihan ekonomi ke depan
akan semakin berat," jelasnya. (Nancy Lynda Tigauw).
Sumber :
Kontan, 05.08.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar