Bisnis.com,
JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli
menuding PT Pelindo II sebagai penghambat lamanya waktu tunggu bongkar muat
(dwelling time) di pelabuhan.
Rizal menilai
Pelindo II mendapat keuntungan dari
banyaknya kontainer yang menumpuk di
pelabuhan. "Pelindo memang senang juga kalau kontainernya tetap di situ
(pelabuhan), karena bayar kan," ujar Rizal seusai rapat koordinasi di
kantor BPPT, Selasa (25/8/2015).
Menurut
Rizal, Pelindo II mendapat keuntungan hingga triliunan rupiah dari penumpukan
kontainer. Biaya sewa gudang di pelabuhan yang terbilang murah, dinilai sebagai
penyumbang lamanya dwelling time. "Pelindo dapat Rp1 triliun itu kalau
lama."
Untuk
membenahi lamanya proses dwelling time, Rizal berencana menaikkan harga sewa
gudang di pelabuhan. Harga sewa gudang di pelabuhan sendiri lebih murah
ketimbang sewa gudang swasta lainnya.
Menurut
Rizal, murahnya harga sewa gudang di
pelabuhan inilah yang membuat importir
betah berlama-lama menaruh barangnya. "Jadi kita akan ubah
pricing-nya," ujarnya.
Bukan hanya
menaikkan harga sewa gudang, Rizal juga berencana membuat jalur kereta
api menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Namun, Rizal
menyebut Pelindo II tak sejalan dengan rencana itu karena akan menghambat
bisnis mereka. "Dari dulu berantem antara Pelindo dan KAI. Pelindo enggak
mau ada jalur kereta karena bisa berkurang bisnisnya."
Meski
bertentangan dengan Pelindo dan berpotensi membuat bisnis Pelindo seret , Rizal mengaku akan terus
menjalankan rencana tersebut dengan alasan kepentingan nasional. "Kali ini
kita mau tegas. Kita kepret kalau ada yang enggak mau," ujarnya.
Rizal
berpendapat rencana pembangunan jalur kereta api yang mengarah ke pelabuhan ini
dapat mengurangi kemacetan di ruas jalan Tanjung Priok. "Kemacetan akan
berkurang. Memang ini akan merugikan pihak tertentu tapi ini demi kepentingan
nasional," ucapnya.
Rapat
koordinasi membahas dwelling time hari ini dihadiri oleh Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Bea Cukai, serta Mantan
KSAL Laksamana Marsetio. Rapat dimulai pukul 10.30 WIB di gedung BPPT
dan berlangsung tertutup.
Menteri yang
datang hanya Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Perindustrian Saleh
Husin. Namun, di tengah rapat Saleh beranjak pergi karena mesti rapat
transmisi listrik di kantor Wapres. Adapun kementerian lainnya diwakilkan oleh
bawahannya.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 25.08.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar