TRIBUNNEWS.COM,
TOKYO - Pemilihan kereta peluru (Shinkansen) mendekati tahap keputusan dan
bulan ini akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Besar kemungkinan
menggunakan Shinkansen Jepang karena banyak hal.
"Salah
satu kehebatan penggunaan Shinkansen Jepang karena bukti pengalaman di dunia,
sudah 51 tahun digunakan tak pernah sekali pun mengalami kecelakaan, ini sangat
penting soal keselamatan dan keamanan berkereta api. Apakah Tiongkok punya
catatan keamanan puluhan tahun tersebut? Bagaimana kualitas keretanya? Semua
patut dipertanyakan di samping sistem teknis kereta juga berbeda dengan
Indonesia," kata sumber Tribunnews.com, Rabu (5/8/2015).
Bukan hanya
itu, dari segi uang pinjaman, Tiongkok memberikan bunga lebih tinggi, yakni
sekitar 2 persen. Jepang hanya 0,1 persen. Jangka waktu pinjaman pun lebih
pendek, yakni hanya 25 tahun. Jepang memberikan jangka waktu pinjaman 40 tahun.
Lalu Tiongkok menawarkan pinjaman sekitar 4 miliar dolar AS. Sedangkan Jepang
menawarkan pinjaman sekitar 4,5 miliar dolar AS.
"Itulah
yang terpenting soal uang, kalau bunga besar repot bagi Indonesia untuk
membayar kembali pinjaman tersebut," tambahnya.
Shinkansen
yang akan dipakai di Indonesia adalah jenis E-7. Biaya tiket dihitung Rp
200.000 per orang. Menurut perhitungan pihak Jepang, dengan asumsi jumlah
penumpang 44.000 per hari, maka pendapatan menjadi sekitar Rp 3,6 triliun di
tahun pertama. Setelah 10 tahun, maka akan mencapai keuntungan.
Pembangunan
dimulai tahun depan, 2016 dan diharapkan 2019 sudah bisa dilakukan uji coba
sehingga operasional akhir tahun 2020 masyarakat Indonesia semua sudah bisa
merasakan naik Shinkansen Jepang yang aman dan nyaman tersebut.
Jarak 180 km
Jakarta-Bandung ditempuh hanya dalam waktu 36 menit. Proyek berlanjut
Jakarta-Surabaya setelah Jakarta-Bandung tersebut selesai dioperasikan.
Kecepatan maksimal untuk Indonesia, demi keamanan, nantinya pada awal
penggunaan diperkirakan hanya 300 km per jam.
Sumber :
TribunNews, 05.08.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar