JAKARTA -
Bisa dibilang saat ini merupakan era smartphone dan internet. Bagaimana tidak,
perangkat mobile ini sudah digunakan oleh semua kalangan masyarakat, baik tua,
muda, di desa maupun di kota. Bukan
hanya untuk komunikasi, tapi juga untuk berbisnis.
Bahkan peran
perangkat ini diperkirakan bakal makin meningkat dalam beberapa tahun
mendatang.
"Saat
ini 70 persen transaksi yang berlangsung di Bukalapak.com sudah menggunakan
smartphone dan diperkirakan bisa akan mencapai angka 95% dalam 2-3 tahun ke depan,"
jelas Achmad Zaky, CEO & Co-Founder Bukalapak.com, dalam keterangan
persnya, hari ini.
Zaky
mengatakan, seiring dengan penjualan smartphone yang terus meningkat,
diperkirakan 3 tahun ke depan akan ada 100 juta unit smartphone baru. Maka
transaksi e-commerce ke depannya akan didominasi melalui smartphone.
"Meningkatnya
angka pengguna smartphone ini juga didorong oleh makin terjangkaunya harga
smartphone. Ibu-ibu rumah tangga, tukang ojek, tukang bakso dan penyedia jasa
informal lainnya semakin banyak yang menggunakan smartphone," sambungnya.
Menurutnya,
para pengguna smartphone tersebut juga akan menggunakannya untuk bertransaksi
di e-commerce, seperti untuk jual-beli barang, melakukan pemesanan tiket
pesawat dan hotel, serta melakukan pemesanan jasa transportasi ojek, taksi dan
lainnya.
Cerahnya masa
depan e-commerce di Indonesia ini juga didukung oleh keberadaan talent-talent
terbaik di bidang teknologi informasi, baik lulusan perguruan tinggi lokal
ternama di Indonesia maupun jebolan universitas di luar negeri.
"Bahkan
diaspora Indonesia juga tertarik untuk kembali ke Indonesia dan bergabung
dengan start up lokal. Di Bukalapak.com sudah ada diaspora Indonesia yang
sebelumnya bekerja di Singapura dan Jepang, mereka bersedia pulang ke Indonesia
dan turut mengembangkan industri e-commerce Indonesia," jelas Zaky.
Dia
menjelaskan, kondisi ini didorong oleh makin majunya industri e-commerce
Indonesia khususnya startup lokal sehingga menciptakan situasi kondusif bagi
talent-talent di bidang TI untuk tumbuh berkembang di dalamnya.
"Mereka
yang dulu berorientasi bekerja di perusahaan perbankan, oil & gas,
multinational company maupun perusahaan TI internasional, kini mau bergabung
dengan e-commerce lokal yang sedang berkembang pesat," terangnya.
Menurut Zaky
industri startup yang benar adalah seperti ini, yang bottom line -ya
talent-talent terbaik di bidangnya. Sehingga jika mereka keluar dari startup
dimana mereka bekerja sekarang, mereka akan bisa menciptakan startup-startup
baru.
Selain itu
ada hal yang lebih penting yaitu menciptakan perusahaan dan industri yang
sustain. Karena jika perusahaan dan industrinya tidak sustain dan bisa hancur
maka talent-talent terbaik tadi akan balik kandang, kembali ke kampus, ke
laboratorium dan lainnya.
"Harapannya
adalah startup-startup yang ada sekarang bisa sustain dan tumbuh berkembang
lebih pesat lagi, sehingga makin banyak muncul startup-startup baru dan
ekosistemnya akan semakin kuat dan bisa sustain," pungkas Zaky.
(rl/sam/jpnn)
Sumber :
JPNN, 18.08.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar