Bisnis.com,
JAKARTA-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan peningkatan
proporsi investasi sektor manufaktur hingga 52,7% atau senilai Rp313,5
triliun dari keseluruhan realisasi investasi pada 2016 yang ditargetkan
mencapai Rp594,8 triliun.
Kepala BKPM Franky
Sibarani
menyatakan peningkatan proporsi investasi sektor manufaktur merupakan upaya
mendorong transformasi ekonomi Indonesia dari berbasis konsumsi menjadi
berbasis produksi.
"Bapak
Presiden dalam pidatonya menyebutkan adanya perubahan paradigma ekonomi dari
yang bersifat konsumtif ke produktif. Dengan memperbesar porsi realisasi
investasi sektor manufaktur akan mendukung terjadinya industrialisasi di masa
mendatang," katanya dalam keterangan pers.
Franky
merinci pertumbuhan realisasi investasi sektor manufaktur diharapkan berasal
dari industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik; industri kimia
dasar, barang kimia dan farmasi; industri makanan; industri kertas, barang dari
kertas dan percetakan, serta industri manufaktur lainnya
"Realisasi
investasi beberapa industri sektor manufaktur dapat tumbuh cukup tinggi seperti
industri logam, industri kimia, industri mineral non logam, industri tekstil
dan Industri kayu. Meskipun ada beberapa industri yang perlu perhatian lebih
seperti industri makanan dan Industri alas kaki,"tambahnya.
Untuk
merealisasikan target tersebut, BKPM menempatkan sektor Industri sebagai salah
satu prioritas pemasaran investasi, selain infrastruktur, pertanian, maritim,
serta pariwisata dan kawasan.
Sumber : Bisnis
Indonesia, 21.08.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar