JAKARTA - Wakil
Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan, menyesalkan sikap Direktur
Utama PT Pelindo II, RJ Lino, yang mengancam Presiden Joko widodo (Jokowi)
paska penggeledahan di kantornya oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes
Polri.
Bagi Heri,
bahasa yang digunakan oleh RJ Lino dalam transkrip percakapan via telefon
dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil tidak etis
dilontarkan oleh seorang pejabat negara kepada atasannya.
"Seolah-olah
RJ Lino adalah orang yang sangat powerfull dan bisa mengatur segalanya,
termasuk Presiden. Ini gila!," kata Heri kepada wartawan, di Jakarta,
Minggu (30/8/2015).
Politikus
Partai Gerindra itu meminta pihak Istana untuk mengklarifikasi hal tersebut,
termasuk Sofyan Djalil yang terlibat dalam percakapan tersebut.
"Bahwa
ada orang di republik ini yang bisa ngomong seenaknya dan minta Presiden untuk
melakukan apa yang dia mau," imbuhnya.
Seperti
diketahui, dalam percakapan tersebut, RJ Lino tidak terima atas penggeledahan
yang dilakukan oleh Bareskrim di kantornya dan mengancam mundur dari jabatannya
sebagai Dirut Pelindo II. Bahkan dalam percakapan itu, ia meminta Sofyan
menyampaikan pesan tersebut kepada Presiden Jokowi.
Direktur Tindak Pidana
Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Victor Edi Simanjuntak sebelumnya menjelaskan, penggeledahan
itu berkaitan dengan pengadaan 10 unit mobil crane bagi sejumlah pelabuhan di
Indonesia.
Diproyeksikan
sejak tahun 2013, namun mobil crane itu masih mangkal di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta Utara. Atas penggeledahan yang dilakukan pada Jumat
28 Agustus 2015 lalu, polisi pun menyegel 10 unit mobil crane.
(fal)
Sumber :
Okezone, 31.08.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar