Bisnis.com,
JAKARTA - Bank Dunia menyatakan dampak kebijakan manajemen air terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2050 bisa mencapai 1%.
Laporan Bank
Dunia bertajuk High
and Dry: Climate Change, Water, and the Economy menyatakan persediaan
air bersih merupakan dampak terbesar perubahan iklim terhadap aktivitas ekonomi
dunia.
Persediaan
air bersih memiliki dampak atas persediaan makanan, energi, kondisi masyarakat
perkotaan dan ekosistem lingkungan. Ketersediaan air bersih di perkotaan bisa
merosot hingga 67% pada 2050 dibandingkan pada 2015 karena terserap oleh
kebutuhan agribisnis dan energi.
Penurunan
persediaan air bersih akan mendongkrak harga pangan yang berpotensi memicu
konflik laten dan memicu migrasi penduduk besar-besaran.
“Kekeringan
adalah ancaman besar bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas dunia. Perubahan
iklim membuat masalah ini semakin buruk. Jika negara-negara tidak mengambil
tindakan untuk memperbaiki manajemen sumber daya aiar, beberapa negara bisa
mengalami pertumbuhan ekonomi negatif,” kata Jim Yong King, Presiden Bank Dunia
terkait laporan tersebut seperti dikutip, Rabu (4/5/2016).
Bank
Dunia menyatakan beberapa wilayah di dunia bisa kehilangan pertumbuhan ekonomi
hingga 6% pada 2050 jika tidak menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih efisien.
Di
sisi lain, kebijakan yang berhasil mengarahkan 25% dari persediaan air untuk
sektor bernilai tambah tinggi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 6% pada
periode yang sama.
Alokasi
air bersih yang lebih cerdas bisa menambah 1% terhadap pertumbuhan ekonomi di
wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada 2015. Namun, pertumbuhan
ekonomi bisa merosot 1% jika tidak ada perubahan pada kebijakan manajemen air
di Tanah Air.
Daerah
yang bisa menikmati dampak pertumbuhan ekonomi paling besar dari manajemen air
adalah Asia Tengah. Pertumbuhan PDB di negara-negara pecahan Uni Soviet
tersebut bisa bertambah 6% jika memperbaiki sistem manajemen air.
Adapun
daerah yang paling berisiko kehilangan pertumbuhan akibat kesalahan manajemen
air adalah Timur Tengah dan Afrika Utara. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara
arab bisa terpangkas 6% tanpa reformasi manajemen air.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 04.05.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar