JAKARTA.
PT
Apexindo Pratama Duta Tbk mendesak pemerintah untuk mengoptimalkan
implementasi asas cabotage dalam upaya mendorong pertumbuhan industri
perkapalan nasional, seiring dengan penerapan enam trayek Tol Laut.
"Pemerintah
harus mengedepankan azas cabotage yang diharapkan bisa menggairahkan industri
perkapalan. Kami percaya anggota INSA (Indonesian National Shipowner's
Association) akan mematuhi azas cabotage," kata General
Manager Marketing APEX, Irawan Sigit di Jakarta, Senin (16/5).
Sebagaimana
diketahui, asas cabotage merupakan prinsip terkait kedaulatan internal sebuah
negara atas teritorial laut dan udara. Sehingga, prinsip ini harus memberikan
hak khusus untuk kapal-kapal penunjang operasional niaga berbendera negara yang
bersangkutan untuk melakukan angkutan kepelabuhan.
Pada
dasarnya, jelas Irawan, pemberlakuan azas cabotage akan menumbuhkan
perekonomian, karena memberikan kesempatan berusaha seluas-luasnya bagi
perusahaan angkutan laut nasional dan lokal.
"Azas
cabotage juga akan melindungi kedaulatan negara, khususnya di bidang maritim.
Regulasi yang terpadu diharapkan bisa memberi kesempatan perusahaan nasional
terkait kesetaraan dalam pengerjaan proyek," paparnya.
Bahkan,
lanjut dia, penerapan azas cabotage ini sudah diatur di dalam Pasal
7 dan 8 Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Sehingga,
pemberlakuan asas ini akan memberi hak perusahaan angkutan dari Indonesia untuk
beroperasi secara ekslusif.
Menurut
Irawan, peraturan ini dapat meningkatkan produksi kapal dalam negeri, karena
seluruh kapal yang berlayar di perairan Indonesia harus berbendera Merah
Putih. "Asas cabotage difungsikan untuk melindungi kedaulatan
negara, khususnya di sektor maritim," imbuhnya.
Lebih
lanjut dia mengatakan, upaya melindungi kedaulatan negara juga bisa menjadi
stimulus untuk mendorong pertumbuhan industri perkapalan dan pemenuhan kuota Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN/local content).
Dia
menyebutkan, Apexindo sebagai perusahaan penyedia jasa pengeboran lepas pantai
merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang menjadikan satu rig lepas
pantai miliknya (Rig Raniworo) sebagai rig jack up pertama di dunia yang
berbendera Merah Putih.
"Hal
ini merupakan kepatuhan dan bentuk dukungan perseroan terhadap peraturan
pemerintah, khususnya penerapan azas cabotage," kata Irawan.
Dia
berharap, Raniworo berpeluang besar
untuk mendapatkan pekerjaan di dalam negeri, sejalan dengan komitmen
pemerintah untuk meningkatkan kapasitas nasional di industri minyak dan gas
bumi.
“Kami
percaya dengan memiliki aset-aset rig berbendera Indonesia akan memberikan
nilai tambah bagi Perseroan dalam bersaing dengan para pemain asing yang selama
ini telah ikut meramaikan industri migas nasional," tutur Irawan.
Di
sisi lain, lanjut dia, pihaknya berkomitmen mendukung program pengeboran oleh
para klien, sehingga bisa pemerintah mampu mencapai target lifting migas yang
tertuang di APBN.
Sumber
: Kontan, 16.05.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar