JAKARTA.
Asia
Pulp and Paper (APP) punya peluang baru di Jepang. APP akan fokus
menggarap pasar tisu berbungkus plastik (soft pack) yang hingga kini, belum ada
kompetitor yang bersedia memasarkan tisu jenis tersebut di Negeri Sakura itu.
Dalam
keterangannya, Selasa (3/5), Chairman Asia Pulp and Paper Japan, Tan Ui
Sian mengatakan, pihaknya optimistis menggarap tisu jenis soft pack
meski tidak lazim digunakan oleh orang Jepang. "Tapi pasarnya bisa
terbentuk melihat karakteristik orang Jepang yang sangat adaptif dengan
perubahan," tulis Tan.
Guna
membentuk pasar, Tan menjelaskan, di Jepang, APP akan memasarkan tisu soft pack
dengan jumlah 60, 80 sampai 150 lembar per bungkus. Sementara, ada produk tisu
soft pack di Jepang dengan isi lima lembar per bungkus.
Indonesia
sendiri akan jadi basis produksi tisu jenis soft pack ini. Volumenya akan
meningkat setelah pabrik OKI Pulp and Paper rampung di akhir 2016 dengan
produksi tisu mencapai 500 ribu ton per tahun. Kendati
sudah ada perencanaan, perusahaan masih membutuhkan nilai tukar yen yang stabil
agar harga tisu bisa lebih kompetitif.
"Karena
rencananya produk China untuk tisu jenis soft pack juga akan masuk ke Jepang,
jadi sebisa mungkin harga tisu kami bisa lebih murah. Selain itu kami juga coba
jaga loyalitas konsumen Jepang agar mereka tak beralih menggunakan produk
lain," jelasnya.
Tisu
jenis soft pack, tambahnya, juga terbilang lebih bermanfaat di Jepang pada saat
ini karena sifatnya yang lebih praktis dibandingkan tisu dalam bungkus kertas
(hard pack). Karena sifatnya, ia menargetkan wisatawan mancanegara sebagai
konsumen utama tisu ini.
"Visitor
ke Jepang kan bisa mencapai 20 juta, dua kali lipat lebih banyak dibanding
Indonesia. Memang konsumsi tisu saat ini di Jepang menurun karena populasinya
juga ikut turun, makanya kami bidik pasar di bidang pariwisata,"
tambahnya.
Ia
melanjutkan, sebenarnya bisa saja APP fokus menggarap penjualan ke Jepang
karena pangsa pasarnya saat ini sudah mencapai angka 10%. Namun, harga tisu
hard pack APP saat ini terbilang tidak kompetitif dan sebagian besar konsumen
Jepang sudah punya merek langganan tersendiri.
"Orang
Jepang itu kan senang akan penampilan produk, kalau desain produknya bagus
mereka akan beli. Tapi untuk produksi penampilan bagus itu kan butuh biaya
besar. Di Jepang saja tisu jenis hard pack itu persaingannya di harga. Meskipun
harga sudah di bawah ongkos produksi, tetap saja mereka jualannya gencar,"
ujarnya.
Sebagai
informasi, rata-rata penjualan tisu di Jepang berkisar di angka 1,8 juta ton
per tahun, dengan harga US$ 2 ribu per tonnya. APP berharap bisa memperbesar
proporsi penjualan tisu soft pack dari saat ini 25% terhadap total ekspor tisu
ke Jepang menjadi 50% dalam waktu satu hingga dua tahun mendatang.
"Biasanya
perbandingan ekspor tisu kami 75% hard pack dan 25% soft pack. Namun ke
depannya kami harap bisa meningkatkan porsi soft pack sampai 50%, setelah itu
baru bisa kami tentukan market share-nya," ujarnya.
Sumber
: Kontan, 04.05.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar